Minggu, 14 Oktober 2012

Hubungan Umur dan Paritas ibu dengan Kejadian Partus lama

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Dunia internasional mulai menyadari bahwa system pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada hubungan pemberi-penerima pelayanan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan sejumlah besar penduduk dunia. Pemerintah dan organisasi masyarakat mulai menilai kebutuhan untuk mengembangkan dukungan aktif masyarakat dalam meningkatkan kesehatan secara swadaya.

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk menguatkan mutu sumber daya manumur yang sehat, cerdas dan produktif serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen yang tinggi  terhadap kemanumuran dan etika dan dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan dan kemitraan yang tinggi (Arif, 2007 http:www.depkes.go.id).
Pelayanan kebidanan bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kesehatan sebelum dan sesudah perkawinan. Menurut World Health Organization (WHO) pelayanan kebidanan meliputi pengawasan serta penanganan hamil (Ante Natal Care/ANC) dan saat persalinan (intra Natal Care/INC), perawatan dan pemeriksaan wanita sesudah persalinan (post Natal Care/PNC), perawatan bayi baru lahir (neonatus) dan pemeliharaan dan pemberian laktasi (breast care). Pengawasan antenatal memberikan manfaat antara lain ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan janin. Pengawasan antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak empat kali selama kehamilan. Dalam hal ini tenaga kesehatan menjadi faktor penting untuk me­nurunkan angka kemati­an ibu dan anak (Manuaba, 1998).
Angka kematian maternal dan perinatal merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dan perinatal. Sampai sekarang angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2005 tercatat terdapat 144 kasus. Sementara pada tahun 2006 tercatat terdapat 117 kasus kematian ibu. Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara sedang berkembang lainnya adalah akibat partus lama (Supriatmaja, 2008 http//:www.mediaindo.com).
Penyebab langsung berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil survei (SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklampsia), infeksi, partus lama, dan komplikasi keguguran. Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir (Gusti, 2008 http//:www.ugm.ac.id).
Partus lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi (Mochtar, 1998). Partus lama merupakan suatu masalah di Indonesia karena kita ketahui bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. Insiden partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%.  Berdasarkan penelitian Indriyani (2006) terhadap kejadian partus lama di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah untuk Tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89% dari seluruh persalinan. Penelitian yang dilakukan Soekiman (2006) di Rumah Sakit Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4% (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian, 17 perdarahan, 1 robekan portio dan robekan perineum subtotal.
Partus lama dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor umur. Pada umur di bawah 20 tahun, rahim dan panggul seringkali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya ibu hamil pada umur itu mungkin  mengalami persalinan lama/macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Pada umur 35 tahun atau lebih kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada umur itu kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan (Reni, 2007 http//:www.bidanku.com).
Berdasarkan catatan persalinan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen Ryacudu Kotabumi Lampung Utara bulan Januari-Februari 2009 didapatkan data sebanyak 64 orang ibu bersalin, dengan kasus persalinan lama sejumlah 22 orang  ibu (34,37%). Distribusi umur ibu bervariasi yaitu <20 20-35="20-35" 22="22" 24="24" dan="dan" ibu="ibu" orang="orang" sebanyak="sebanyak" tahun="tahun" umur="umur">35 tahun sebanyak 18 orang. Distribusi paritas ibu adalah sebagai berikut: sebanyak 28 orang ibu telah mempunyai anak lebih dari 4, sebanyak 20 orang ibu telah mempunyai 2 orang anak dan sebanyak 16 orang ibu mempunyai satu orang anak.
Dari latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.

B.        Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
                  1.      Angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 307 kematian per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2005 tercatat terdapat 144 kasus. Sementara pada tahun 2006 tercatat terdapat 117 kasus kematian ibu.
                  2.      Partus lama merupakan suatu masalah di Indonesia karena kita ketahui bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh dukun. Insiden partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%.
                  3.      Berdasarkan penelitian Indriyani (2006) terhadap kejadian partus lama di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah untuk Tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89% dari seluruh persalinan.
                  4.      Penelitian yang dilakukan Soekiman (2006) di Rumah Sakit Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4% (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian, 17 perdarahan, 1 robekan portio dan robekan perineum subtotal.
                  5.      Berdasarkan catatan persalinan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen Ryacudu Kotabumi Lampung Utara bulan Januari-Februari 2009 didapatkan data sebanyak 64 orang ibu bersalin, dengan kasus persalinan lama sejumlah 22 orang  ibu (34,37%).  Distribusi umur ibu bervariasi yaitu <20 20-35="20-35" 22="22" 24="24" dan="dan" ibu="ibu" orang="orang" sebanyak="sebanyak" tahun="tahun" umur="umur">35 tahun sebanyak 18 orang.  Distribusi paritas ibu adalah sebagai berikut: sebanyak 28 orang ibu telah mempunyai anak lebih dari 4, sebanyak 20 orang ibu telah mempunyai 2 orang anak dan sebanyak 16 orang ibu mempunyai satu orang anak.

C.    Masalah dan Permasalahan
1.      Masalah
Masalah dalam penelitian ini yaitu masih banyaknya ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
2.      Permasalahan
Dari masalah diatas, maka permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:
a.       Bagaimanakah umur ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ?
b.      Bagaimanakah paritas ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ?
c.       Bagaimanakah kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ?
d.      Bagaimanakah hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ?

D.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
2.      Tujuan Khusus
a)      Untuk mengetahui umur ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
b)      Untuk mengetahui paritas ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
c)      Untuk mengetahui kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
d)     Untuk mengetahui hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.

E.     Manfaat Penelitian
1.            Bagi Peneliti
Sebagai data dasar untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.
2.      Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Ryacudu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan pelayanan kesehatan khususnya tentang KIE kepada masyarakat.
3.      Bagi Institusi Prodi Kebidanan ZZZ
Sebagai dokumen institusi dan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan mahasiswa Politeknik Kesehatan ZZZ Program Studi Kebidanan ZZZ.

F.     Ruang Lingkup Penelitian 
            1.Sifat Penelitian               : Penelitian ini bersifat korelatif.
            2.Pokok Penelitian            : Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian
                                                  partus lama.
            3.Sasaran Penelitian          : Pasien yang menjalani persalinan
            4.Lokasi Penelitian            : RS ZZZ
            5.Waktu Penelitian            : Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli tahun 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar