BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dunia internasional mulai menyadari bahwa system pelayanan
kesehatan yang berdasarkan pada hubungan pemberi-penerima pelayanan tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan sejumlah besar penduduk dunia. Pemerintah
dan organisasi masyarakat mulai menilai kebutuhan untuk mengembangkan dukungan
aktif masyarakat dalam meningkatkan kesehatan secara swadaya.
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010
adalah meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pembangunan kesehatan diarahkan
untuk menguatkan mutu sumber daya manumur yang sehat, cerdas dan produktif
serta mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan komitmen
yang tinggi terhadap kemanumuran dan
etika dan dilaksanakan dengan semangat pemberdayaan dan kemitraan yang tinggi (Arif,
2007 http:www.depkes.go.id).
Pelayanan
kebidanan bertujuan untuk mempersiapkan dan meningkatkan kesehatan sebelum dan
sesudah perkawinan. Menurut World Health Organization (WHO) pelayanan
kebidanan meliputi pengawasan serta penanganan hamil (Ante Natal Care/ANC)
dan saat persalinan (intra Natal Care/INC), perawatan dan pemeriksaan
wanita sesudah persalinan (post Natal Care/PNC), perawatan bayi baru
lahir (neonatus) dan pemeliharaan dan pemberian laktasi (breast care).
Pengawasan antenatal memberikan manfaat antara lain ditemukannya berbagai
kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan
dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui
bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling
mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan janin. Pengawasan antenatal sangat penting dalam
upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Ibu hamil
dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak empat kali selama
kehamilan. Dalam hal ini tenaga kesehatan menjadi faktor penting untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak (Manuaba, 1998).
Angka kematian
maternal dan perinatal merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan kebidanan dan perinatal. Sampai sekarang angka kematian
maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 307 kematian per
100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2005 tercatat terdapat 144 kasus. Sementara
pada tahun 2006 tercatat terdapat 117 kasus kematian ibu. Salah satu sebab
tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara sedang
berkembang lainnya adalah akibat partus lama (Supriatmaja, 2008 http//:www.mediaindo.com).
Penyebab langsung
berkaitan dengan kematian ibu adalah komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan
nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. Dari hasil survei
(SKRT 2001) diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian ibu yang terbanyak
adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklampsia), infeksi, partus
lama, dan komplikasi keguguran. Angka kematian bayi baru lahir terutama
disebabkan oleh antara lain infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi
tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang
aman, dan perawatan bayi baru lahir (Gusti, 2008 http//:www.ugm.ac.id).
Partus lama
merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih
dari 18 jam pada multi (Mochtar, 1998). Partus lama merupakan suatu masalah di
Indonesia karena kita ketahui bahwa 80% dari persalinan masih ditolong oleh
dukun. Insiden partus lama rata-rata di dunia menyebabkan kematian ibu sebesar
8% dan di Indonesia sebesar 9%. Berdasarkan penelitian Indriyani (2006)
terhadap kejadian partus lama di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah untuk
Tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89% dari
seluruh persalinan. Penelitian yang dilakukan Soekiman (2006) di Rumah Sakit
Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi
kematian pada bayi sebanyak 16,4% (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4
kematian, 17 perdarahan, 1 robekan portio dan robekan perineum subtotal.
Partus lama
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah faktor umur. Pada umur
di bawah 20 tahun, rahim dan panggul seringkali belum tumbuh mencapai ukuran
dewasa. Akibatnya ibu hamil pada umur itu mungkin mengalami persalinan
lama/macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas
dan tanggung jawabnya sebagai orang tua. Pada umur 35 tahun atau lebih
kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya ibu hamil pada umur itu kemungkinan
lebih besar untuk mempunyai anak cacat, persalinan lama dan perdarahan (Reni,
2007 http//:www.bidanku.com).
Berdasarkan
catatan persalinan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara bulan Januari-Februari 2009 didapatkan data sebanyak 64 orang
ibu bersalin, dengan kasus persalinan lama sejumlah 22 orang ibu (34,37%). Distribusi umur ibu bervariasi
yaitu <20 20-35="20-35" 22="22" 24="24" dan="dan" ibu="ibu" orang="orang" sebanyak="sebanyak" tahun="tahun" umur="umur">35 tahun sebanyak 18 orang. Distribusi paritas ibu adalah sebagai
berikut: sebanyak 28 orang ibu telah mempunyai anak lebih dari 4, sebanyak 20
orang ibu telah mempunyai 2 orang anak dan sebanyak 16 orang ibu mempunyai satu
orang anak.20>
Dari latar
belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan umur dan
paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
B. Identifikasi
Masalah
Dari latar belakang diatas,
dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Angka
kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 307
kematian per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2005 tercatat terdapat 144
kasus. Sementara pada tahun 2006 tercatat terdapat 117 kasus kematian ibu.
2.
Partus
lama merupakan suatu masalah di Indonesia karena kita ketahui bahwa 80% dari
persalinan masih ditolong oleh dukun. Insiden partus lama rata-rata di dunia
menyebabkan kematian ibu sebesar 8% dan di Indonesia sebesar 9%.
3.
Berdasarkan
penelitian Indriyani (2006) terhadap kejadian partus lama di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Siti Fatimah untuk Tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan
yaitu sekitar 2,89% dari seluruh persalinan.
4.
Penelitian
yang dilakukan Soekiman (2006) di Rumah Sakit Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan
bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4%
(50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian, 17 perdarahan, 1 robekan
portio dan robekan perineum subtotal.
5.
Berdasarkan
catatan persalinan di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Mayjen Ryacudu
Kotabumi Lampung Utara bulan Januari-Februari 2009 didapatkan data sebanyak 64
orang ibu bersalin, dengan kasus persalinan lama sejumlah 22 orang ibu (34,37%). Distribusi umur ibu bervariasi yaitu <20 20-35="20-35" 22="22" 24="24" dan="dan" ibu="ibu" orang="orang" sebanyak="sebanyak" tahun="tahun" umur="umur">35
tahun sebanyak 18 orang. Distribusi
paritas ibu adalah sebagai berikut: sebanyak 28 orang ibu telah mempunyai anak
lebih dari 4, sebanyak 20 orang ibu telah mempunyai 2 orang anak dan sebanyak 16
orang ibu mempunyai satu orang anak. 20>
C.
Masalah dan Permasalahan
1. Masalah
Masalah dalam penelitian ini yaitu masih banyaknya ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
2. Permasalahan
Dari masalah diatas, maka permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:
a. Bagaimanakah
umur ibu yang mengalami kejadian
partus lama di Rumah Sakit ZZZ?
b. Bagaimanakah paritas ibu yang mengalami
kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ?
c. Bagaimanakah kejadian partus lama di Rumah
Sakit ZZZ?
d. Bagaimanakah hubungan umur dan paritas ibu
dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ?
D.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui hubungan umur
dan paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
2. Tujuan
Khusus
a)
Untuk mengetahui umur ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
b)
Untuk mengetahui paritas ibu yang mengalami kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
c)
Untuk
mengetahui kejadian partus lama di Rumah Sakit ZZZ.
d)
Untuk
mengetahui hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian partus lama di Rumah
Sakit ZZZ.
E.
Manfaat Penelitian
1.
Bagi Peneliti
Sebagai data dasar untuk melanjutkan penelitian selanjutnya.
2. Bagi
Rumah Sakit Umum Daerah Ryacudu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
untuk peningkatan pelayanan kesehatan khususnya tentang KIE kepada masyarakat.
3.
Bagi
Institusi Prodi Kebidanan ZZZ
Sebagai dokumen institusi dan
dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan mahasiswa Politeknik Kesehatan ZZZ
Program Studi Kebidanan ZZZ.
F.
Ruang Lingkup Penelitian
1.Sifat Penelitian :
Penelitian ini bersifat korelatif.
2.Pokok
Penelitian : Hubungan umur dan
paritas ibu dengan kejadian
partus lama.
3.Sasaran
Penelitian : Pasien yang menjalani
persalinan
4.Lokasi
Penelitian : RS ZZZ
5.Waktu Penelitian : Penelitian
akan dilakukan pada bulan Juli tahun 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar