Minggu, 14 Oktober 2012

Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Seksual Bagi Pasangan Lanjut Usia

BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu kesehatan masyarakat telah mengantarkan pada paradigma baru, sehingga kini paradigma sehat menjadi orientasi baru pembangunan kesehatan Indonesia yang dirumuskan dalam satu visi “Indonesia Sehat 2010”. Hal yang mendasar pada paradigma sehat yaitu terjadinya pergeseran dari pelayanan medis menjadi pemeliharaan kesehatan, sehingga upaya penanggulangan masalah kesehatan lebih menonjol aspek peningkatan kesehatan dan pencegahan dibandingkan pengobatan. Keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan telah menyebabkan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH), sehingga meningkatnya populasi penduduk lanjut usia. UHH bagi perempuan tahun 1990 mencapai 64 tahun dan pada laki-laki mencapai usia 61 tahun, kemudian meningkat pada tahun 1995 yaitu usia perempuan mencapai 66,7 tahun, dan untuk laki-laki 62.9 tahun (Depkes RI, 2003 dalam http://www.depkes.go.id).

Jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 2000 mencapai 15,3 juta (7,4%), pada tahun 2005-2010 diperkirakan akan sama dengan jumlah anak balita yaitu 19 juta jiwa (8,5%) dari seluruh jumlah penduduk (Depkes RI, 2000 dalam http:www.depkes.go.id). Saat ini diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta orang dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar, di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia +1000 orang perhari pada tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan penduduk lanjut usia” (lansia). Jumlah Lansia di Indonesia pada tahun 2005 berjumlah 17.767.709 (7,47%). Pada tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 19.936.895 jiwa atau sekitar (8,48%). Jumlah lansia di Provinsi Lampung pada tahun 2006 sebanyak 517.420 orang (6,99%) dari 7.401.100 orang (Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2006).
Masalah seksual yang dihadapi oleh lansia antara lain adalah kurang minatnya lansia untuk melakukan hubungan seksual, adanya kecacatan sosial yang mengarah pada aktivitas seksual. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan waktu pada lansia untuk diskusi atau konsultasi, memberi kesempatan lansia untuk mengekspresikan perasaanya terhadap keinginan seksual dan memberikan dorongan untuk menumbuhkan rasa persahabatan (Nugroho, 2000).
Dampak dari kurang terpenuhinya kebutuhan seksual dimungkinkan adalah adanya komunikasi interpersonal yang tidak adekuat. Komunikasi interpersonal yang tidak adekuat dapat mengakibatkan masalah umum pada lansia seperti mudah marah, depresi, mudah tersinggung dan curiga (Nugroho, 2000).
Pada lansia akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis, salah satu perubahan tersebut adalah perubahan pada seksualitas, yang ditandai dengan menciutnya ovarium dan uterus, atrofi payudara, pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.  Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaitu kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia, hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual, tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna  (Darmojo, 1999).
Berdasarkan presurvey peneliti pada 10 orang lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sri Bhawono Kabupaten Lampung Timur, didapatkan data sebagai berikut: sebanyak 5 orang (50%) mengatakan merasa kesepian walaupun mereka masih hidup berpasangan, mereka mengatakan sering tidur tidak dalam satu ranjang dengan pasangannya. Sebanyak 3 orang (30%) mengatakan tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya, mereka mengatakan walaupun tidur dalam satu tempat tidur, tetapi mereka jarang lagi melakukan hubungan seksual, sebanyak 2 orang (20%) mengatakan bahwa mereka masih harmonis dengan pasangannya.
Dari latar belakang masalah diatas peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ. Pemilihan tempat penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ, dikarenakan masih banyaknya jumlah lansia, yang memungkinkan tercukupinya jumlah responden saat dilakukan penelitian serta tempatnya mudah dijangkau oleh peneliti.

B.        Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
                  1.      Jumlah penduduk lansia diperkirakan akan mengalami peningkatan setiap tahunnya.
                  2.      Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2005 berjumlah 17.767.709 (7,47%).
                  3.      Jumlah lansia di Provinsi Lampung pada tahun 2006 sebanyak 517.420 orang (6,99%) dari 7.401.100 orang.
                  4.      Pada lansia akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis, termasuk perubahan pada seksualitas.
                  5.      Sebanyak 8 orang lansia (80%) mengatakan kebutuhan seksualnya belum terpenuhi.  
C.    Masalah dan Permasalahan
1.      Masalah
Masalah dalam penelitian ini yaitu masih banyaknya pasangan lanjut usia yang tidak terpenuhi kebutuhan seksualnya di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.
2.      Permasalahan
Dari masalah diatas, maka permasalahan yang ada adalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana proporsi pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ?
b.      Bagaimana tujuan pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ?
c.       Kapan waktu yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.
d.      Bagaimana cara untuk pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ?

D.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Ingin mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.
2.      Tujuan Khusus
a)      Untuk mengetahui proporsi  pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.
b)      Untuk mengetahui tujuan pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.
c)      Untuk mengetahui waktu yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.
d)     Untuk mengetahui cara yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.

E.     Manfaat Penelitian
1.            Bagi Usia Lanjut
         Dapat memberikan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan seksual sehingga diharapkan dapat memberi motivasi kepada pasangannya untuk lebih menambah keharmonisan dalam keluarga dan membina komunikasi interpersonal yang adekuat.
2.      Bagi  Wilayah Kerja Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan pelayanan kesehatan khususnya tentang KIE kepada masyarakat, tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan lanjut usia salah satunya adalah pemenuhan kebutuhan seksual.
3.      Bagi Masyarakat
Menambah wawasan bagi masyarakat terutama keluarga yang mempunyai anggota keluarga agar memperhatikan kebutuhan lansia, dimana kebutuhan seksualnya juga harus terpenuhi.
4.      Bagi Peneliti Lain
Sebagai data dasar untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut.

F.     Ruang Lingkup Penelitian 
      Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu ingin mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan seksual bagi pasangan lanjut usia, variabel yang diteliti adalah pemenuhan kebutuhan seksual pada lansia. Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas ZZZ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar