Minggu, 14 Oktober 2012

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Menggosok Gigi Siswa-Siswi SD

BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang   
           
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan, yang sangat besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia (Konsideran UU 23/1992). Cita-cita pembangunan kesehatan Indonesia tertuang dalam Indonesia Sehat 2010, penduduk dapat hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2010).

Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas (Pasal 45 (1) UU 23/1992). Cita-cita tersebut hanya dapat dicapai melalui pembinaan generasi muda. Untuk meningkatkan pertumbuhan anak yang sempurna, sehat, sejahtera, sangat penting dimulai dari pra kehamilan, masa hamil, balita, masa sekolah, dan dewasa. Pembinaan kesehatan masa sekolah merupakan titik awal  yang sempurna untuk membentuk perilaku anak yang sehat.  Oleh karena itu pemerintah mengadakan usaha-usaha khusus untuk pertumbuhan anak yang sempurna, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah. Salah satu kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah kebersihan gigi dan mulut. Keterlibatan keluarga sangat penting dalam meningkatkan perilaku kesehatan anak, khususnya menggosok gigi. Kegiatan UKS tersebut sangat strategis dalam membentuk perilaku kesehatan anak (Depkes RI, 2000).
Dampak buruk dari perilaku menggosok gigi yang kurang baik, akan menimbulkan berbagai penyakit serius, karena kuman yang sudah membusuk dalam gigi lalu menyebabkan infeksi pada jaringan gusi hingga masuk ke dalam aliran darah. Kondisi itu dapat mengakibatkan peradangan pada bagian tubuh lain seperti pada otot jantung, ginjal, sendi, sakit kepala yang berkepanjangan, mata dan organ tubuh lainnya (Svhela, 2008).
Hidup sehat dan murah, serta membuat hidup lebih berharga bisa dimulai dari kebersihan gigi dan mulut, yaitu dengan cara menggosok gigi. Supaya tetap indah dan sehat. Menggosok gigi sangat dianjurkan terutama pada malam hari demi kesehatan. Hal itu disebabkan malam hari kuman-kuman di dalam mulut berkembang pesat dua kali lipat dibanding siang hari (Srigupta, 2004).
Pelaksanaan upaya pembinaan kesehatan menuju pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab dari tiga unsur, yaitu petugas kesehatan dari Puskesmas, para guru, dan orang tua murid. Ketiga unsur ini merupakan satu tim yang saling menunjang dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang dijalankan di lingkungan sekolah (Depkes, 2004). Salah satu upaya dalam pembinaan kesehatan sekolah adalah kesehatan gigi dan mulut yang terdiri dari upaya peningkatan dan pencegahan (promotif – preventif), upaya pengobatan serta pemuliahan (kuratif rehabilitatif).
Pada umumnya kesehatan dan kebersihan gigi anak-anak usia sekolah sangat rentan terjadinya karies atau penyakit gigi lainnya. Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan pada bulan Juni 2009, terhadap 15 siswa kelas V di SDN 2 Seputih Raman , diperoleh informasi bahwa 70% pengetahuan mereka dalam kategori rendah, 2% menerima informasi kebersihan gigi dan mulut dari guru,  5% menerima informasi pentingnya menggososk gigi dari orang tua, dan 80%  mereka menggosok gigi satu kali. Diketahui pula bahwa 6 dari 10 siswa yang ada di SDN 2 Seputih Raman enggan menggosok dan mengganti sikat gigi dengan alasan menggosok gigi tidak terlalu penting.
Menurut Green (2005) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi, faktor penguat dan faktor pemungkin.  Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan persepsi.  Faktor penguat terdiri dari sikap dan perilaku dari orang lain, teman sebaya, orangtua, tenaga kesehatan, dan lain-lain.  Faktor pemungkin terdiri dari tersedianya sumberdaya, akses ke pelayanan kesehatan, peraturan dan hukum, kecakapan dan keahlian petugas
Dari fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.



B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010?

C.      Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum
Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
2.      Tujuan Khusus
a.       Diketahui perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
b.      Diketahui peran petugas UKGS terhadap perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
c.       Diketahui keterlibatan guru UKS terhadap perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
d.      Diketahui keterlibatan orang tua terhadap perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
e.       Diketahui hubungan peran petugas UKGS dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
f.        Diketahui hubungan keterlibatan guru UKS dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
g.       Diketahui hubungan keterlibatan orang tua dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.

D.      Manfaat Penelitian

1.      Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan mengenai faktor yang berkaitan dengan perilaku menggosok gigi siswa/i SDN.
2.      Bagi UKS SDN ZZZ
Sebagai bahan masukkan untuk memperbaiki program UKGS.
3.      Bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi mengenai perilaku  menggosok gigi.

E.       Ruang Lingkup

Perilaku menggosok gigi siswa-siswi SD pada umumnya masih rendah, rata-rata setiap hari satu kali. Penelitian ini dilakukan pada siswa-siswi SDN ZZZ. Penelitian terfokus pada pengetahuan siswa, peran petugas UKGS, keaktifan guru UKS, serta keterlibatan orangtua tentang menjaga kebersihan gigi (perilaku menggosok gigi). Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, menggunakan panduan kuesioner yang telah disediakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar