BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan, yang
sangat besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia dan
sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat
Indonesia (Konsideran UU 23/1992). Cita-cita pembangunan kesehatan Indonesia
tertuang dalam Indonesia Sehat 2010, penduduk dapat hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2010).
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya
manusia yang lebih berkualitas (Pasal 45 (1) UU 23/1992). Cita-cita tersebut
hanya dapat dicapai melalui pembinaan generasi muda. Untuk meningkatkan
pertumbuhan anak yang sempurna, sehat, sejahtera, sangat penting dimulai dari
pra kehamilan, masa hamil, balita, masa sekolah, dan dewasa. Pembinaan
kesehatan masa sekolah merupakan titik awal
yang sempurna untuk membentuk perilaku anak yang sehat. Oleh karena itu pemerintah mengadakan
usaha-usaha khusus untuk pertumbuhan anak yang sempurna, baik dalam lingkungan
keluarga maupun sekolah. Salah satu kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
adalah kebersihan gigi dan mulut. Keterlibatan keluarga sangat penting dalam
meningkatkan perilaku kesehatan anak, khususnya menggosok gigi. Kegiatan UKS
tersebut sangat strategis dalam membentuk perilaku kesehatan anak (Depkes RI,
2000).
Dampak buruk dari
perilaku menggosok gigi yang kurang baik, akan menimbulkan berbagai penyakit
serius, karena kuman yang sudah membusuk dalam gigi lalu menyebabkan infeksi
pada jaringan gusi hingga masuk ke dalam aliran darah. Kondisi itu dapat
mengakibatkan peradangan pada bagian tubuh lain seperti pada otot jantung,
ginjal, sendi, sakit kepala yang berkepanjangan, mata dan organ tubuh lainnya (Svhela, 2008).
Hidup sehat dan
murah, serta membuat hidup lebih berharga bisa dimulai dari kebersihan gigi dan
mulut, yaitu dengan cara menggosok gigi. Supaya tetap indah dan sehat.
Menggosok gigi sangat dianjurkan terutama pada malam hari demi kesehatan. Hal
itu disebabkan malam hari kuman-kuman di dalam mulut berkembang pesat dua kali
lipat dibanding siang hari (Srigupta, 2004).
Pelaksanaan upaya
pembinaan kesehatan menuju pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan
sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab dari tiga unsur, yaitu petugas
kesehatan dari Puskesmas, para guru, dan orang tua murid. Ketiga unsur ini
merupakan satu tim yang saling menunjang dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan yang dijalankan di lingkungan sekolah (Depkes, 2004). Salah satu
upaya dalam pembinaan kesehatan sekolah adalah kesehatan gigi dan mulut yang
terdiri dari upaya peningkatan dan pencegahan (promotif – preventif), upaya pengobatan serta pemuliahan (kuratif rehabilitatif).
Pada umumnya kesehatan dan kebersihan gigi anak-anak usia sekolah sangat
rentan terjadinya karies atau penyakit gigi lainnya. Berdasarkan hasil pra
survei yang dilakukan pada bulan Juni 2009, terhadap 15 siswa kelas V di SDN 2
Seputih Raman , diperoleh informasi bahwa 70% pengetahuan mereka dalam kategori
rendah, 2% menerima informasi kebersihan gigi dan mulut dari guru, 5% menerima informasi pentingnya menggososk
gigi dari orang tua, dan 80% mereka
menggosok gigi satu kali. Diketahui pula bahwa 6 dari 10 siswa yang ada di SDN
2 Seputih Raman enggan menggosok dan mengganti sikat gigi dengan alasan
menggosok gigi tidak terlalu penting.
Menurut Green (2005) terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi perilaku adalah faktor predisposisi, faktor penguat dan
faktor pemungkin. Faktor predisposisi
terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan persepsi. Faktor penguat terdiri dari sikap dan perilaku
dari orang lain, teman sebaya, orangtua, tenaga kesehatan, dan lain-lain. Faktor pemungkin terdiri dari tersedianya
sumberdaya, akses ke pelayanan kesehatan, peraturan dan hukum, kecakapan dan
keahlian petugas
Dari fenomena di
atas, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
yaitu faktor apa saja yang
berhubungan dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Diketahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
2.
Tujuan Khusus
a.
Diketahui perilaku
menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
b.
Diketahui peran petugas
UKGS terhadap perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
c.
Diketahui keterlibatan guru UKS terhadap perilaku menggosok
gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
d.
Diketahui keterlibatan orang tua terhadap perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun
2010.
e.
Diketahui hubungan peran
petugas UKGS dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN
ZZZ Tahun 2010.
f.
Diketahui hubungan keterlibatan
guru UKS dengan perilaku menggosok gigi siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
g.
Diketahui hubungan
keterlibatan orang tua dengan perilaku menggosok gigi
siswa-siswi SDN ZZZ Tahun 2010.
D. Manfaat Penelitian
1.
Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan mengenai faktor
yang berkaitan dengan perilaku menggosok gigi siswa/i SDN.
2. Bagi UKS SDN ZZZ
Sebagai bahan masukkan untuk memperbaiki
program UKGS.
3.
Bagi institusi pendidikan
Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
mengenai perilaku menggosok gigi.
E. Ruang Lingkup
Perilaku menggosok gigi siswa-siswi SD pada
umumnya masih rendah, rata-rata setiap hari satu kali. Penelitian ini dilakukan
pada siswa-siswi SDN ZZZ. Penelitian terfokus pada pengetahuan siswa, peran
petugas UKGS, keaktifan guru UKS, serta keterlibatan orangtua tentang menjaga
kebersihan gigi (perilaku menggosok gigi). Pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara, menggunakan panduan kuesioner yang telah disediakan. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan September 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar