(PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI DAN
ANAK)
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
HALAMAN
JUDUL...............................................................................................i
KATA
PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR
ISI..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………...1
A. Latar
Belakang………………………………...…………………………..1
B.
Tujuan……………………………………………………………………...1
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................2
A. PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI
BARU LAHIR………………..2
1. Prinsip Pemeriksaan pada Bayi
Baru Lahir……………………………..2
2. Peralatan dan
Perlengkapan......................................................................2
3 Prosedur....................................................................................................2
4 Pengukuran
Anthopometri........................................................................3
5. Pemeriksaan
Fisik....................................................................................3
B. DIAGNOSIS FISIK PADA
ANAK............................................................7
1.
Anamnesis................................................................................................7
2.
Identitas....................................................................................................7
3. Riwayat
Penyakit......................................................................................7
4. Riwayat
Kehamilan..................................................................................8
5. Riwayat
Kelahiran....................................................................................8
6. Riwayat Pertumbuhan..............................................................................8
7. Riwayat
Perkembangan............................................................................8
8. Riwayat
Imunisasi....................................................................................8
9. Riwayat
Makanan.....................................................................................8
10. Riwayat Penyakit
Dahulu..........................................................................8
11. Riwayat Penyakit Keluarga.......................................................................9
12. Riwayat Sosio Ekonomi
Keluarga............................................................9
13. Pemeriksaaan
Fisik....................................................................................9
14. Keadaan
Umum.......................................................................................10
15. Tanda
Vital..............................................................................................10
16. Data Antropometrik.................................................................................12
17.
Kulit.........................................................................................................12
18. Pemeriksaan Fisik
Neonatus...................................................................13
19.
Leher........................................................................................................13
20.
Dada........................................................................................................14
21. Paru
–Paru...............................................................................................14
22.
Jantung....................................................................................................14
23.
Abdomen.................................................................................................15
24. Pemeriksaan
Neorologis..........................................................................17
25.
Kepala......................................................................................................17
BAB III KESIMPULAN DAN
SARAN............................................................19
A.
Kesimpulan.................................................................................................19
B.
Saran...........................................................................................................19
DAFTAR BACAAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sementara kebanyakan
teknik-teknik yang digunakan untuk pemeriksaan pada orang dewasa juga dapat
digunakan padda anak-anak dan bayi terhadap metode pemeriksaan yang unik selama
masa bayi (tahun pertama kehidupan), masa kanak-kanak awal (1-4 tahun), dan
masa kanak-kanak akhir (5-12 tahun). Untuk pemeriksaan yang berbeda dalam
metodologinya akan di uraikan di sisni, disertai garis besar untuk tiap-tiap
bagian dari bab 2, pemeriksaan fisik pada orang dewasa. Jika tidak ada perbedaan,
tidak akan ada komentar yang diberikan. Pemeriksaan fisik pada remaja (13-20
tahun) di berikan secara esensial seperti yang terdapat pada orng dewasa.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a) Dapat meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan dalam praktik keperawatan tentang pemeriksaan fisik pada bayi
dan anak
b) menambah daftar bacaan pada
perpustakaan STIKES Husada Jombang
2. Tujuan Khusus
a) Dapat meningkatkan kreatifitas
dan rasa tanggung jawab dalam penyusunan suatu makalah.
b) Memenuhi tugas Mata Kuliah Kebutuhan
Dasar Manusia pada semester III
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU
LAHIR
Kegiatan ini merupakan pengkajian
fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas
& mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan
indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di
luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan.
Dalam pelaksanaannya harus
diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh
bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
1. PRINSIP PEMERIKSAAN PADA BAYI
BARU LAHIR
Jelaskan prosedur pada orang tua
dan minta persetujuan tindakan
Cuci dan keringkan tangan , pakai
sarung tangan
Pastikan pencahayaan baik
Periksa apakah bayi dalam keadaan
hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus
dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis
dan menyeluruh
2. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
a) Kapas
b) Senter
c) Termometer
d) Stetoskop
e) selimut bayi
f) bengkok
g) timbangan bayi
h) pita ukur/metlin
i) pengukur panjang badan
3.PROSEDUR
Jelaskan pada ibu dan keluarga
maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
Lakukan anamnesa riwayat dari ibu
meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor
perinatal, intranatal, dan neonatal
Susun alat secara ergonomis
Cuci tangan menggunakan sabun
dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
Memakai sarung tangan
Letakkan bayi pada tempat yang
rata
4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
a). Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas
pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil
timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
b). Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang
datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi
diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.
c). Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi
kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
d). Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah
dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting
susu)
5. PEMERIKSAAN FISIK
a). Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan
fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel
anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas
atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika
fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial,
sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel
ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran
misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur
tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan
kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
b). wajah
wajah harus tampak simetris.
Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di
intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau
sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis.
c). Mata
Goyangkan kepala bayi secara
perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak
mata
Perksa adanya strabismus yaitu
koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma
kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan
pada kornea
Katarak kongenital akan mudah
terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan
adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti
palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata,
konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan
Apabila ditemukan epichantus
melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
d). Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung,
pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan
hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan
napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret yang
mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis
kongenital
Perksa adanya pernapasa cuping
hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
e). Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir
harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi
wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing,
adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit,
terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak
Perhatika adanya bercak putih
pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi
Periksa lidah apakah membesar
atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi
seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
f). Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk
dan posisinya
Pada bayi cukup bulan, tulang
rawan sudah matang
Dauntelinga harus berbentuk
sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Perhatikan letak daun telinga.
Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Perhatikan adanya kulit tambahan
atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal
g). Leher
Leher bayibiasanya pendek dan
harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher
Periksa adanya trauma leher yang
dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang
berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
h). Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk
memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong
atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
i). Tangan
Kedua lengan harus sama panjang,
periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas
bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau
fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan
adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat
terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada
kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan
perdarahan
j). Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada
saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks,
paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding
dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal
pada saat bernapas perlu diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting
susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar
tetapi ini normal
k). Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan
bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya
pembengkakan
Jika perut sangat cekung kemungkinan
terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan
adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten
l). Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis
3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh
ditarik karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan
epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk
memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan
labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret
yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu
(withdrawl bedding)
m). Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia
ani , kaji posisinya
Mekonium secara umum keluar pada
24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug
syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan
n). Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan
kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat
bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya
fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau
sidaktili padajari kaki
p). Spinal
Periksa psina dengan cara
menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida,
pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
q). Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak
atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah
yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan
B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK
Diagnosis fisik cara baku untuk
diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederhana-canggih) tidak dapat
menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses diagnostik tetap diawali
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan dengan
petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkembang, perlu perhatian
pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis fisik penyakit hanya
dari anamnesis dan PD
1. ANAMNESIS
Wawancara langsung pasien
(Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis)
dimana Diagnosis penyakit anak +
80 % dari anamnesis sehingga hal ini Merupakan bagian yang sangat penting dalam
pemeriksaan klinis. Pemeriksa harus waspada akan terjadinya “Bias”. Menggunakan
bahasa awam, Harus dilakukan pada saat yang tepat dan suasana yang
memungkinkan. Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat dengan anak.
Pemeriksa harus bersikap empati, menyesuaikan diri dengan yang diwawancarai,
Pada kasus gawat darurat anamnesis terbatas pada keadaan umum dan yang penting
saja, anak harus segera ditolong, Anamnesis harus diarahkan oleh pemeriksa,
supaya tidak ngelantur
2. IDENTITAS
Supaya tidak keliru anak lain
berakibat fatal
a) Nama, Umur
b) Jenis kelamin
c) Nama orang tua (ayah, ibu)
d) Alamat (lengkap)
e) Umur, Pendidikan Orang tua
f) Pekerjaan Orang tua
g) Agama, Suku bangsa
3. RIWAYAT PENYAKIT
a) Keluhan Utama
Keluhan yang menyebabkan anak
dibawa berobat
Tidak selalu keluhan yang pertama
diucapkan orang tua/pengantar
Keluhan utama harus sejalan
dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yang kronologis
terinci dan jelas
Dimulai dengan perincian keluhan
utama
Diperinci mengenai gejala sebelum
keluhan utama sampai anak berobat
b) Perincian gejala mencakup
Lamanya keluhan
Terjadinya gejala-gejala
mendadak, terus menerus, hilang timbul
Berat ringannya keluhan menetap,
bertambah berat
Keluhan baru pertama atau pernah
sebelumnya
Apakah ada saudara/serumah yang
mempunyai keluhan sama
Upaya pengobatan yang dilakukan
dan obat yang diberikan
Keluhan utama yang sering
dijumpai: Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, kejang, tidak sadar,
bengkak, kuning, perdarahan
Dari riwayat penyakit diperoleh
gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis banding
4. RIWAYAT KEHAMILAN
Kesehatan Ibu selama hamil
Kunjungan antenatal
Imunisasi TT
Obat yang diminum
Makanan ibu
Kebiasaan merokok, minuman keras
5. RIWAYAT KELAHIRAN
Siapa yang menolong
Cara kelahiran, masa hamil
Tempat melahirkan
Keadaan setelah lahir (nilai
APGAR)
BB & Panjang badan Lahir
Keadaan anak minggu I setelah
lahir
6. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Dilihat kurva BB terhadap Umur
(KMS)
Dapat mendeteksi riwayat penyakit
kronik,
7. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ditanyakan patokan dalam
perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik halus, sosial, bahasa
8. RIWAYAT IMUNISASI
Status imunisasi ditanya BCG, Hep
B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur waktu imunisasi
Imunisasi lain ditanya kalau ada
9. RIWAYAT MAKANAN
Ditanyakan makanan mulai bayi
lahir sampai sekarang
Harus dapat gambaran tentang
kwantitas dan kwalitas makanan
10. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Untuk mengetahui hubungan
penyakit sekarang dengan penyakit yang diderita sebelumnya
11. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penting untuk mendeteksi penyakit
keturunan atau penyakit menular
12. RIWAYAT SOSIO EKONOMI
KELUARGA
Penghasilan Orang tua
Jumlah keluarga
Keadaan perumahan dan lingkungan
Kebersihan diri dan lingkungan
13. PEMERIKSAAN FISIK
Cara pendekatan tergantung umur
dan keadaan anak
Kehadiran orang tua mengurangi
rasa takut anak
Pada bayi < 4 bulan pendekatan
mudah, juga pada anak besar
Pemeriksa bersifat informal dan
komunikatif
Pada anak sakit berat langsung
diperiksa
Dimulai dengan Inspeksi
(melihat), Palpasi (raba), Perkusi (ketuk), dan Auskultasi (dengar)
Tempat periksa cukup tingginya,
terang dan tenang
Posisi pemeriksa sebelah kanan
pasien
Bayi dan anak kecil sebaiknya
diperiksa tanpa pakaian
a. Inspeksi
Dapat diperoleh kesan keadaan
umum anak
Inspeksi lokal, dilihat perubahan
yang terjadi
b. Palpasi
Menggunakan telapak tangan dan
jari tangan
Palpasi Abdomen Flexi sendi
panggul dan lutut Abdomen tidak tegang
Dapat menentukan bentuk, besar,
tepi, permukaan, konsistensi organ
c. Perkusi
Jari II, III tangan kiri
diletakkan pada bagian yang diperiksa (landasan untuk mengetuk) jari II-III
tangan kanan untuk mengetuk (engsel pergerakan pada pergelangan tangan)
Dilakukan pada dada, abdomen
Suara Perkusi
Sonor (pada paru normal)
Tymphani (pada abdomen / lambung)
Pekak (pada otot)
Redup (antara sonor - pekak)
Hipersonor (sonor - tympani)
d. Auskultasi
Menggunakan Stetoskop
Mendengar suara nafas, bunyi dan
bising jantung, peristaltik usus, aliran darah
Stetoskop pediatrik dapat
digunakan untuk bayi dan anak
Sisi membran mendengar suara
frekwensi tinggi
Sisi mangkok mendengar suara
frekwensi rendah bila ditekan lembut pada kulit Mendengar suara frekwensi
tinggi, bila ditekan keras pada kulit
Bising presistolik, mid-diastolik
nada rendah
14. KEADAAN UMUM
Dapat diperoleh kesan keadaan
sakit dan keadaan gawat darurat yang memerlukan pertolongan segera
Kesan keadaan sakit tidak identik
dengan serius tidaknya penyakit
Selanjutnya perhatikan kesadaran
pasien
Komposmentis (CM)
Sadar sepenuhnya
Apatis
Sadar tapi acuh terhadap
sekitarnya
Somnolen
Tampak mengantuk dan ingin
kembali tidur
Memberi respons terhadap stimulus
agak keras kemudian tidur lagi
SoporSedikit respon terhadap
stimulus yang kuat
Refleks pupil cahaya positif
Koma
Tidak bereaksi terhadap stimulus
apapun
Reflek pupil negatif
Delirium
Kesadaran menurun disertai
disorientasi
GCS (Glasgow Coma Scale)
Spontan Terhadap nyeri
Respon Verbal
Orientasi ada
Bingung
Kata-kata tidak dimengerti
Hanya suara
ResponMotorik
Selain kesadaran juga dinilai
status mental (tenang, gelisah, cengeng)
Posisi pasien perlu dinilai
dengan baik
Fasies pasien
Status Gizi
15. TANDA VITAL
a). Frekwensi Nadi
Paling baik dihitung dalam
keadaan tidur / tenang
Meraba A.Radialis dengan ujung
jari II, III, IV tangan kanan, ibu jari berada di bagian dorsal tangan anak
Pada bayi dengan penghitungan
Heart Rate (denyut jantung)
Penghitungan 1 menit penuh
Tekanan darah
Anak berbaring telantang dengan
lengan lurus disamping badan atau duduk dengan lengan bawah diatas meja Lengan
atas setinggi jantung
Alat sfignomanometer air raksa
Lebar manset 1/2 - 2/3 panjang
lengan atas
Pasang manset melingkari lengan
atas dengan batas bawah kira-kira 3 cm dari siku Manset dipompa sampai denyut a.
brakhialis difossa cubiti tidak terdengar dengan stetoskop. Teruskan pompa
sampai 20 - 30 mmHg lagi, kosongkan manometer pelan-pelan dengan kecepatan 2 -
3 mm/detik
Pada penurunan air raksa akan
terdengar bunyi korotkof
Bunyi korotkof I : bunyi pertama
yang terdengar Tekanan sistolik
Tekanan Diastolik : saat mulai
terdengarnya bunyi korotkof IV yaitu bunyi tiba-tiba melemah
b). Frekwensi pernapasan
Dihitung satu menit penuh melalui
inspeksi/palpasi/auskultasi
Bayi tipe abdominal
Anak tipe torakal
Takipneu
Pernapasan yang cepat
Dispneu
Kesulitan bernapas
Didapatkan Pch, Retraksi
interkostal suprasternal
Disertai takipneu, sianosis
Ortopneu
Sulit bernapas bila berbaring,
berkurang bila duduk
Pernapasan Kussmaul
Napas cepat dan dalam
Frekuensi pernapasan normal per
menit
Umur Range Rata-rata waktu tidur
Neonatus 30 - 60 35
1 bulan - 1 tahun 30 - 60 30
1 tahun - 2 tahun 25 - 50 25
3 tahun - 4 tahun 20 - 30 22
5 tahun - 9 tahun 15 - 30 18
10 tahun atau lebih 15 - 30 15
c). Tekanan Darah Pada Bayi dan
Anak
Usia Sistolik ±SD Diastolik ±SD
Neonatus 80 ± 16 46 ± 16
6 - 12 bulan 89 ± 29 60 ± 10
1 tahun 96 ± 30 66 ± 25
2 tahun 99 ± 25 64 ± 25
3 tahun 100 ± 25 67 ± 23
4 tahun 99 ± 20 65 ± 20
5 - 6 tahun 94 ± 14 55 ± 9
6 - 7 tahun 100 ± 15 56 ± 8
7 - 8 tahun 102 ± 15 56 ± 8
8 - 9 tahun 105 ± 16 57 ± 9
9 - 10 tahun 107 ± 16 57 ± 9
10 - 11 tahun 111 ± 17 58 ± 10
11 - 12 tahun 113 ± 18 59 ± 10
12 - 13 tahun 115 ± 18 59 ± 10
13 - 14 tahun 118 ± 19 60 ± 10
d). Frekuensi Denyut Jantung /
Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Frekuensi denyut per menit
Umur Istirahat Istirahat Aktif
(bangun) (tidur) /demam
Baru lahir 100 - 180 80 - 160
sampai 220
1 mgg - 3 bln 100 - 220 80 - 200
sampai 220
3 bln - 2 thn 80 - 150 70 - 120
sampai 200
2 thn - 10 thn 70 - 110 60 - 90
sampai 200
> 10 tahun 55 - 90 50 - 90
sampai 200
e). Suhu Tubuh
Menggunakan termometer badan
Umumnya suhu axilla
Sebelumnya air raksa diturunkan
< 35 0C dengan mengibaskan termometer
Dikepitkan di axilla ± 3 menit
Normal 36 - 37 0C
Suhu rektum core temperatur lebih
tinggi 1 0C > tinggi dari suhu Axilla ato 0,5 0C > tinggi dari suhu mulut
16. DATA ANTROPOMETRIK
a) Berat Badan
Bayi: Timbangan bayi
Anak:Timbangan berdiri
Sebelum menimbang cek dulu apakah
mulai nol
b) Tinggi Badan
Bayi Tidur terlentang. Ukur
verteks - tumit
Anak Berdiri tanpa alas kaki,
punggung bersandar ke dinding
Lingkar Kepala (LK)
Bayi < 2 thn rutin LK
Alat pengukur meteran yang tidak
mudah meregang
Ukur glabella - atas alis-
protoberensia oksipitalis eksterna
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Menggunakan pita pengukur
Mengukur pertengahan lengan kiri
antara akromion dan olecranon
17. KULIT
a). Anemi
Paling baik dinilai pada telapak
tangan / kaki, kuku, mukosa mulut dan conjunctiva
b). Ikterus
Sebaiknya dinilai dengan sinar
alamiah
Paling jelas terlihat di sklera,
kulit, selaput lendir
Harus dibedakan dengan
karotenemia
12
c) Sianosis
Warna kebiruan pada kulit dan
mukosa
Sianosis sentral oleh karena
penyakit jantung, paru
Sianosis perifer oleh karena
kedinginan, dehidrasi, syok
d) Edema
Akibat cairan extraseluler
abnormal
Pitting edema : meninggalkan
bekas
Edema minimal cenderung
dijaringan ikat longgar (palpebra)
Edema lebih banyak kaki sakrum,
skrotum
Edema hebat Anasarka
Edema Lokal alergi, trauma
e) Lain-lain yang perlu dilihat
- Ptechiae - Purpura
- Eritema - Haemangioma
- Sclerema - Turgor kulit
18. KEPALA
Bentuk : ukuran kepala
Rambut : Warna, Kelebatan, Rontok
Ubun-ubun besar
Normal : Rata / sedikit cekung
Umur ±18 bulan - menutup
Wajah
Mata : Palpebra,Conjungtiva,
Sklera, Kornea, Pupil, Bola mata
Telinga
Bentuk daun telinga
Sekret telinga
Hidung
Pernapasan cuping hidung
Mukosa hidung, Sekret
Epistaksis
Mulut
Trismus, Halitosis
Bibir : Labioskisis, Keilitis
,warna mukosa bibir
Mukosa pipi : Oral thrush, Bercak
koplik spots’
Palatum : Palatoskisis
Lidah : Makroglossi, lidah kotor
Gigi : Caries
Salivasi : Hipersalivasi
Faring, tonsil : Hiperemi, Edem,
Eksudat, Abses
19. LEHER
Tekanan vena jugularis
Edema - Bullneck - Parotitis
Tortikolis
Kaku kuduk
Massa : Kelenjar Getah Bening,
Tiroid
20. DADA
Inspeksi
Bentuk, simetris
Gerakan dada, Retraksi
21. PARU - PARU
a) Inspeksi
Tercakup pada inspeksi dada
b). Palpasi
Simetri
Kel. Axilla
Fremitus Suara
Meraba getaran pada dada
pada konsolidasi paru jika ada
cairan
c). Perkusi
Mulai supraklavikula ke bawah,
bandingkan kanan dan kiri
Normal : Sonor
Hipersonor : Emfisema,
pneumothorax
Redup : Pneumonia, tumor, cairan
d). Auskultasi
Dilakukan pada seluruh dada atas,
bawah, kanan, kiri
Suara Napas Normal Vesikuler
Inspirasi > Ekspirasi
Suara napas tambahan
Ronki basa Cairan
Halus : Alveolus, bronkiolus
Sedang : Bronkus
Nyaring : Nyata terdengar oleh
karena melalui benda padat
Ronki kering menyempit
Jelas pada fase ekspirasi
Wheezing
22. JANTUNG
a). Inspeksi
Denyut Apex (Apex / ictus cordis)
biasanya sulit dilihat
b). Palpasi
Menentukan letak apex / ictus
cordis
NormalICS IV MCL sinistra pada
bayi, anak kecil
Anak besar ICS V
Kardiomegali bergeser kebawah,
lateral
Getaran bising (thrill) bising
jantung (murmur) derajat IV
VSD di ICS III - IV sternum kiri
RHD di Apex (insufisiensi mitral)
c). Perkusi
Perifer ketengah
Kesan besarnya jantung sulit
dilakukan pada anak . Inspeksi, Palpasi lebih baik untuk menentukan besarnya
jantung
d). Auskultasi
Bunyi, murmur Sisi mangkok
stetoskop
4 daerah auskultasi
• Apex Mitral
Parasternal kiri bawah Trikuspid
ICS II sternum kiri Pulmonal
ICS II sternum kanan Aorta
• Bunyi jantung I
Fase sistolik
Bersamaan dengan ictus cordis
Paling jelas di apex
Penutupan katup atrioventrikular
• Bunyi jantung II
Fase diastolik
Penutupan katup semilunar (aorta,
pulmonal)
Paling jelas di ICS II sternum
sinistra
• Bunyi jantung III, IV
Bernada rendah
Sulit didengar
Akibat deselerasi darah
Irama derap (Gallop)
Bunyi jantung III, IV terdengar
jelas + takikardi
Adanya gagal jantung
Bising jantung
Akibat turbulensi darah melalui
jalan yang sempit
• Bising sistolik
Terdengar antara S I - S II
Pada VSD, MI, TI
• Bising Diastolik
Terdengar antara S II - S I Pada
AI, PI
• Bising Kontinyu Pada PDA
Derajat Bising
1: Sangat lemah, hanya terdengar
oleh pemeriksa yang berpengalaman, ditempat tenang
2: Lemah tapi mudah didengar
3: Keras, tidak disertai thrill
4: Keras disertai thrill
5: Sangat keras
6: Paling keras, terdengar
meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada
23. ABDOMEN
a). Inspeksi
Normal pada anak, perut agak
membuncit oleh karena otot abdomen tipis
Distensi abdomen simetris / tidak
simetris
Umbilikus
b). Auskultasi
Bising Usus (suara peristaltik)
terdengar tiap 10 - 30 “
Frekuensi Pada Diare atau hilang
pada ileus paralitik atau peritonitis
Nada tinggi (metalic sound) pada
ileus obstruktif
c). Perkusi
Normal bunyi timpani pada seluruh
abdomen kecuali didaerah hati dan limpa
Untuk menentukan adanya cairan
(asites) atau udara
Asites ditentukan dengan :
- Shifting Dulness
- Undulasi
- Batas daerah pekak - timpani
d). Palpasi
Bagian terpenting pada abdomen
Nyeri dapat dilihat dari
perubahan mimik anak
Defans musculair (ketegangan otot
perut) peritonitis
• Hati
Pembesaran hati (Hepatomegali)
dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae
• Limpa
Splenomegali diukur dengan cara
Schuffner
Tarik garis dari arcus costae -
pusat - lipat paha
Sampai pusat S IV
Sampai lipat paha S VIII
Massa Intra abdominal
Tumor, Skibala, Hernia
• Anus
Anus Imperforata
Fisura ani . Polip Rektum
Diaper Rash
Colok Dubur
• Genetalia
Pada neonatus melihat kel.
Kongenital
Inspeksi, Palpasi, kadang
Transluminasi
Laki-laki: Phymosis, Hipospadia,
Skrotum, Testis
• Extremitas
Memperhatikan sikap anggota
gerak, jari-jari, warna kuku, deformitas
Pemeriksaan otot
Kekuatan, Tonus
• Atrofi
Pemeriksaan sendi
Radang sendi (artritis)
24. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Tanda rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
Brudzinski I, II
Kernig
Kekuatan Otot
Pada anak yang kooperatif
5: Normal
4: Dapat melawan tekanan
3: Dapat menahan berat - tidak
dapat melawan tekanan
2: Hanya dapat menggerakkan
anggota badan
1: Teraba gerakan konstraksi
otot, tidak dapat bergerak
0: Tidak ada konstraksi
Reflek tendon
KPR, BPR
Pada Tumor batang otak,
hipokalsemia, hipertiroid
pada malnutrisi
Reflek
Babinski, oppenheim
Klonus hiperrefleksi, reflek
patologis (+)
Pemeriksaan saraf otak
N.I–XIINeurologi
25. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
1. setelah lahir
Menilai APGAR Score
Menentukan Prognosa
Mencari kelainan kongenital
Menentukan perawatan selanjutnya
Yang perlu diperhatikan
Mengetahui Riwayat kehamilan dan
persalinan
Bayi telanjang dibawah lampu
penghangat
Menjaga kebersihan tangan dan
lain-lain
Bila ada kelainan kongenital
sindroma APGAR
Tindakan
Prognosis
2. pemeriksaan lanjutan
Warna kulit, keadaan kulit
Keaktifan, suhu badan
Tangis bayi
Wajah neonatus
Gizi (BB, TB)
Kepala
Dada
Bentuk dada, apnea
Fraktur clavicula
Bunyi jantung
Abdomen
Distensi abdomen
Tali pusat
Anus , Genetalia
Atresia ani
Skrotum, Testis
Extremitas
Polidaktili, Sindaktili
CTEV
Claw hand
Pemeriksaan Neurologis
Reflek moro
Rooting Reflek
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dalam pemeriksaan fisik pada bayi
dan anak ini beda sama orang dewasa seperti posisi untuk berbagai bagian
pemeriksaan selama masa bayi dan masa anak-anak awal tidak harus mengikuti
posisi seperti pemeriksaan orang dewasa yang di anjurkan. Beberapa bagian dapat
dilakukan pada pasien atau pada pengakuan anda dengan posisi bayi terlentang
atau duduk. Posisi terlentang pada pemeriksaan meja penting memeriksa abdomen,
pinggul, genital, dadn rektum serta mulut dan telinga jika bayi sukar
kooperatif.
Masa bayi dan anak-anak awal.
Tidak ada urutannya khusus kecuali pada pemeriksaan oral dan telinga, abduksi
pinggul, dan pemeriksaan rektal (jika diperlukan) harus dilakukan terakhir,
karena pemeriksaan ini biasanya membuat bayi menangis. Carilah kesempatan dan
dengarkan pada jantung dan paru-paru serta lakukan palpasiabdomen ketika bayi
tenang. Masa kanak-kanak akhir. Gunakan pesanan pemeriksaan yang sama seperti
pada pemeriksaan orang dewasa, kecuali pada pemeriksaan area yang paling
menyebabkan sakit.
B. SARAN
1. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan mengingat keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan maka penyusun
mengharapkan kritikan dan saran demi pengembangan penulisan selanjutnya.
2. Buku-buku merupakan salah satu
sumber pendukung dalam penyusunan suatu makalah oleh sebab itu melalaui
kesempatan ini penyusun menyarankan kepada pihak institut khususnya STIKES
Husada Jombang untuk menambah penyediaan buku-buku di perpustakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar