Senin, 10 Januari 2011

Kep. ANAK (ASTHMA BRONCHIAL)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASTHMA BRONCHIAL

Definisi

Asthma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi dan peningkatan sekresi jalan napas terhadap berbagai stimulan.

Patofisiologi

§ Astma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.

§ Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul ( immunoglobulin E atau IgE ) dengan adanya alergi. IgE di muculkan pada reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asthma.

§ Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan bronkokontriksi ( 1-2 jam ); tahap delayed dimana brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus 2-5 jam lebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan.

§ Astma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara dingin.

§ Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan distres pernafasan

Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas.Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02, sehingga terjadi penurunan p02 ( hipoxia).Selama serangan astmati, CO2 terthan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).


Komplikasi

  • Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
  • Chronik persistent bronchitis
  • Bronchiolitis
  • Pneumonia
  • Emphysema.

Etiologi

  • Faktor ekstrinsik :reaksi antigen- antibodi; karena inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang).
  • Faktor intrinsik; infeksi : para influenza virus, pneumonia,Mycoplasma..Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperatur. Iritan; kimia.Polusi udara ( CO, asap rokok, parfum ). Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.

Manifestasi klinis

  • Auskultasi :Wheezing, ronki kering musikal, ronki basah sedang.
  • Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung, retraksi dada,dan stridor.
  • Batuk kering ( tidak produktif ) karena sekret kental dan lumen jalan nafas sempit.
  • Tachypnea, orthopnea.
  • Diaphoresis
  • Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernafasan.
  • Fatigue.
  • Tidak toleransi terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara.
  • Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran.
  • Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior (barrel chest) akibat ekshalasi yang sulit karena udem bronkus sehingga kalau diperkusi hipersonor.
  • Serangan yang tiba-tiba atau berangsur.
  • Bila serangan hebat : gelisah, berduduk, berkeringat, mungkin sianosis.
  • X foto dada : atelektasis tersebar, “Hyperserated”

Pemeriksaan Diagnostik

  • Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
  • Foto rontgen
  • Pemeriksaan fungsi paru; menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil biasanya meningkat dalam darah dan sputum
  • Pemeriksaan alergi
  • Pulse oximetri
  • Analisa gas darah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar