Sabtu, 08 Januari 2011

Kep. ANAK (Hiperlipidemia)

TINJAUAN TEORITIS

1. Definisi

· Hiperlipidemia anak didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan kadar lemak darah yang terjadi pada anak berusia antara 2-19 tahun. Gangguan ini berupa peningkatan kadar kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) dan very low- density lipoprotein (VLDL).

· Secara praktis, kriteria yang digunakan untuk penentuan adanya hiperlipidemia adalah terdapatnya peningkatan kadar kolesterol total melebihi 200 mg/dl dan atau peningkatan kadar kolesterol LDL melebihi 130 mg/dl.

· Digunakannya batasan usia 2-19 tahun adalah berdasar pertimbangan bahwa anak-anak yang berada di bawah usia 2 tahun kadar lemaknya masih belum menetap akibat kebutuhan kolesterol yang relatif tinggi; sedangkan anak yang berada di atas usia 19 tahun telah dikategorikan sebagai dewasa.

· Hiperlipidemia (Hyperlipoproteinemia adalah tingginya kadar lemak (kolesterol, trigliserida maupun keduanya) dalam darah. Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa mengikuti aliran darah; gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein.

Lipoprotein yang utama adalah :

- Kilomikron

- VLDL (very low density lipoproteins)

- LDL (low density lipoproteins)

- HDL (high density lipoproteins)

Kadar lemak darah

Pemeriksaan laboratorium

Kisaran yg ideal
(mg/dL darah)

Kolesterol total

120-200

Kilomikron

Negatif
(setelah berpuasa selama 12 jam)

VLDL

1-30

LDL

60-160

HDL

35-65

Perbandingan LDL dengan HDL

<>

Trigliserida

10-160

1.1 Klasifikasi Hiperlipidemia

Bukti terakhir yang ada menyatakan bahwa peningkatan risiko PJK tidak dapat dijelaskan secara utuh dengan asumsi sederhana bahwa peningkatan kadar lipoprotein dalam plasma secara proporsional sama dengan peningkatan deposisi kolesterol dalam arteri. Asumsi yang lebih baik adalah dinding arteri memiliki afinitas yang berbeda untuk subspesies lipoprotein, sehingga lipoprotein yang masuk ke subendotel tidak selalu harus disimpan. Karakteristik seperti ukuran lipoprotein, densitas, komposisi lipid dan apolipoprotein yang menjadi pelengkap merupakan hal yang penting dalam menentukan tingkta retensi di dalam arteri dan respon proinflamasi yang terkait.

Secara umum, kadar kolesterol darah anak usia 2-19 tahun dapat dibagi atas :

a. Acceptable; yakni kadar total kolesterol kurang dari 170 mg/dl dan atau kadar LDL kolesterol kurang dari 110 mg/dl.

b. Borderline; yaitu kadar total kolesterol antara 170-199 mg/dl dan atau kadar LDL kolesterol antara 110-129 mg/dl.

c. High; yaitu kadar total kolesterol lebih 200 mg/dl dan atau kadar LDL kolesterol lebih dari 130 mg/dl. Anak-anak yang kadar kolesterolnya dikategorikan sebagai ‘high’ dapat diklassifikasikan atas 2 jenis :

· Hiperkolesterolemia Sekunder

Kadar hiperkolesterolemia yang terjadi pada kelainan ini disebabkan oleh berbagai kelainan organik dan fungsional yang terjadi pada anak. Faktor-faktor penyebab kelainan ini adalah: a. Faktor eksogen: obat-obatan seperti kortikosteroid, antikonvulsan, beta bloker, alkohol dan obesitas; b. Gangguan endokrin dan metabolik: hipoteroidesme, diabetes mellitus, hiperkalsemia idiopatik; c. Penyakit obstruktif hepar: atresia biliaris dan sirosis hati; d. Penyakit ginjal kronik : syndroma neprotik; e. Lain-lain: anoreksia nervosa, penyakit kolagen dan Klinifelter syndrome.

· Hiperkolesterolemia Primer

Kriteria hiperkolesterolemia primer dapat ditegakkan apabila semua faktor penyebab dari hiperkolesterolemia sekunder dapat disingkirkan. Kelainan ini umumnya bersifat familiar dan karena itu skrining terhadap anggota keluarga perlu dilakukan. Berdasarkan gambaran klinik dan penyebab kelainan ini, Fredrickson dan Lees membagi jenis kelainan ini atas type I, IIa, IIb, III, IV dan V. Type IIa, yakni terdapatnya peningkatan kadar LDL dan kolesterol, merupakan type yang paling sering didapatkan pada anak. Type ini dapat dibedakan lagi menjadi :

a. Hiperkolesterolemia familial. Kelainan yang disebabkan oleh kekurangan LDL reseptor ini dapat bersifat heterozigot dan homozigot. Pada jenis heterozigot, kadar total kolesterol dan LDL biasanya mencapai 2-3 kali nilai normal dengan rata-rata 300 mg/100ml; sedangkan kadar LDL-nya lebih 160 mg/100 ml dengan rata-rata 240 mg/100ml. Pada jenis homozigot, kadar rata-rata kolesterol total dapat mencapai 700-1000 mg/100 ml. Hal ini disebabkan oleh terdapatnya mutasi gen hiperkolesterolemia familial.

b. Familial combined hyperlipidemia. Pada kelainan ini terjadi produksi berlebihan dari apo B-100 oleh hepar dan karenanya terdapat peningkatan kadar trigliserida pada anak (120-130 mg/dl) disertai kadar kolesterol total dan LDL yang lebih rendah dari jenis hiperkolesterolemia familial atau bahkan normal. Kadar LDL dapat bervariasi dari waktu ke waktu; demikian pula dengan kadar trigliserida yang berfluktuasi berlawanan.

2. Etiologi

Hiperlipidemia pada anak dapat disebabkan oleh. kelainan yang didapat terdiri atas kelainan-kelainan organik dan fungsional yang secara langsung ataupun tidak langsung menimbulkan terjadinya gangguan metabolisme lemak, seperti terdapatnya penyakit diabetes mellitus, kelainan hati, kelainan ginjal, serta penggunaan obat-obatan tertentu oleh anak semisal anti-epilepsi.

3. Anatomi Fisiologi

Anatomi Jantung Manusia

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung. Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.

Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis) akan kita bahas dalam makalah ini, diantaranya yaitu :

  1. Bentuk Serta Ukuran Jantung

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.

Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.anatomi jantung

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.

Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.

Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endokardium.

  1. Ruang Dalam Jantung

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.

Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.

Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

Katup-Katup Jantung

Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.

1) Katup Trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.

2) Katup pulmonal

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis

3) Katup bikuspid


Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

4) Katup Aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.


d. Komponen Sistem Induksi Jantung


1). Sinoatrial

2). Atrioventrikular

3). RA, LA, RV, LV

d. Peace Meker ( Pusat Picu Jantung )

Fungsi utama jantung adalah memompa darh ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot jantung mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik. Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.

4. Manifestasi Klinis

Anak-anak dengan hiperlipidemia dapat memiliki spektrum manifestasi klinis yang luas. Mereka bisa saja tidak memperlihatkan suatu keluhan atau tanda klinis tertentu (asymptomatik) atau bisa saja datang dengan tanda-tanda klinis yang khas seperti xanthoma (penumpukan lemak kekuningan), obesitas (kegemukan) atau bahkan mereka dapat muncul dengan keluhan klinis penyakit-penyakit kardiovaskuler yang spesifik kearah aterosklerosis. Pemeriksaan kadar kolesterol darah mutlak dilakukan pada anak-anak yang memperlihatkan adanya manifestasi klinis hiperlipidemia (Aterosklerosis)

5. Patofisiologi

Berbagai penelitian yang ada, terutama Bogalusa Heart Study dan PDAY research group, menunjukkan bahwa proses plaque (penimbunan lemak) dalam pembuluh darah (atherosclerotic) telah dimulai sejak masa anak-anak dan dipercepat oleh adanya gangguan hiperlipidemia. Lemak dalam darah akan menimbulkan suatu proses kompleks pada pembuluh darah meliputi perlekatan monosit, agregasi platelet, dan pembentukan trombus. Berbagai proses kompleks ini pada akhirnya akan memperberat atherosclerotic (accelerated atherosclerotic) yang ada serta menimbulkan penyumbatan pembuluh darah. Akibat penyumbatan ini, organ-organ yang disuplai oleh pembuluh darah akan mengalami kekurangan atau bahkan penghentian suplai darah. Kondisi inilah yang pada akhirnya akan bermanifestasi sebagai penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit-penyakit vaskuler lainnya. Apabila kelainan-kelainan organik dan fungsional ini tidak ditemukan pada anak, barulah dapat dipertimbangkan kemungkinan faktor keturunan sebagai penyebab hiperlipidemia..Pemeriksaan ini hendaknya dilakukan pula pada anak-anak yang tidak menunjukkan manifestasi klinis hiperlipidemia, tetapi mempunyai keluarga yang berada pada kelompok risiko tinggi. Misalnya, memiliki orangtua atau kakek/nenek yang menderita penyakit jantung koroner sebelum usia 55 tahun, memiliki orangtua dengan kadar kolesterol total melebihi 240 mg/dl atau menderita kelainan kadar lemak darah serta memiliki keluarga yang berada dalam kondisi yang mengarah kepada kemungkinan menderita penyakit jantung, seperti kegemukan, merokok, serta menderita tekanan darah tinggi. Berdasarkan pemeriksaan kadar kolesterol, anak dapat dikategorikan atas kelompok normal (acceptable), intermediate (borderline) dan berisiko (high). Mereka yang memiliki kadar kolesterol total kurang dari 170 mg/dl dan atau kadar LDL kolesterol kurang dari 110 mg/dl dikategorikan sebagai normal, sedangkan mereka dengan kadar kolesterol lebih 200 mg/dl dan atau kadar LDL kolesterol melebihi 130 mg/dl dikategorikan sebagai berisiko. Kadar lemak darah yang berada di antara nilai normal dan berisiko dianggap intermediate.

7. Komplikasi

  • Arterosklerosis
  • Hipertensi
  • Jantung koroner
  • Stroke
  • Hipertropi jantung
  • Gagal jantung

8. Pemeriksaan Penunjang

  • Pemeriksaan kadar kolesterol

Pemeriksaan kadar kolesterol dan lipoprotein dapat mengidentifikasi anak-anak yang berada dalam kategori acceptable, borderline atau high. Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada anak-anak yang muncul dengan kecurigaan menderita hiperlipidemia atau yang memiliki manifestasi klinis yang disebutkan di atas. Selain itu, pemeriksaan ini dianjurkan pada anak-anak yang :

a. Memiliki orang tua atau kakek/nenek yang pada usia dibawah 55 tahun menderita penyakit jantung koroner, menjalani pemeriksaan arteriografi koroner atau didiagnosa menderita kelainan aterosklerosis koroner. Ini termasuk mereka yang menjalani balon angioplasti atau coronary artery bypass surgery.

b. Memilki orang tua atau kakek/nenek yang pada usia dibawah dari 55 tahun didiagnosa menderita infark miokard, angina pektoris, peripheral vascular diseases, penyakit serebro vaskuler dan sudden death.

c. Memiliki orang tua dengan kadar kolesterol total melebihi 240 mg/dl

d. Keluarga dengan kelainan kadar lipid

e. Berada dalam kondisi medis yang mengarah kepada kemungkinan

menderita penyakit jantung koroner seperti obesitas, aktivitas fisik yang

kurang, merokok, diabetes, peningkatan tekanan darah, penyakit ginjal dan

aktivitas tyroid yang kurang

f. Riwayat keluarga yang tidak diketahui.

Pemeriksaan total kolesterol dapat dilakukan setiap 5 tahun pada anak dengan total kolesterol kurang dari 170 mg/dl; sedangkan anak dengan total kolesterol antara 170-199/100ml perlu dilakukan analisa lipoprotein yang difollow up secara reguler sesuai dengan hasil analisa tersebut. Pemeriksaan yang dilakukan harus didasarkan pada alasan mengapa pemeriksaan dikerjakan. Misalnya jika pemeriksaan pada anak dilakukan karena orang tuanya memiliki kadar kolesterol total melebihi 240 mg/dl, maka pemeriksaan awal yang dilakukan adalah kadar kolesterol total anak. Bila kadar ini melebihi 200 mg/dl, barulah pemeriksaan analisa lipoprotein puasa dilakukan. Sebaliknya, bila anak memiliki orang tua dengan diagnosa kelainan kardiovaskular premature, pemeriksaan analisa lipoprotein puasa perlu dilakukan secara lengkap.

9. Penatalaksanaan Medis

8.1 Sasaran Terapi

Sasaran terapi pada terapi kombinasi ini adalah kolesterol , trigliserida dan LDL (Low Density Lipoprotein).

8.2 Tujuan Terapi

Untuk menurunkan kolesterol dan LDL (Low Density Lipoprotein), meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) terutama pada pasien dengan hiperlipidemia berat yang tidak dapat dikontrol dengan obat tunggal sehingga dapat mencapai kadar lipid yang ditargetkan, serta menurunkan resiko hiperlipidemia seperti infark miokard dan stroke.

8.2 Srategi Terapi

8.3.1 Non Farmakologi

Terapi yang pertama kali dianjurkan bagi penderita hiperlipidemia adalah pengaturan gaya hidup atau life style. Diet merupakan salah satu usaha yang paling baik dalam menanggulangi hiperlipidemia adalah mengatur agar susunan makanan sehari-hari rendah lemak dan kolesterol serta menyesuaikan perbandingan jumlah kalori yang berasal dari lemak, protein dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan tubuh. Individu dengan berat badan berlebih dianjurkan makan makanan rendah kolesterol (<>

Selain terapi dengan diet, individu dengan hiperlipidemia dianjurkan untuk menghindari faktor-faktor yang meningkatkan pembentukan aterosklerosis, yaitu menghentikan rokok, mengobati hipertensi, olahraga cukup dan pengawasan kadar gula darah pada penderita diabetes.

8.3.2 Farmakologi

Terapi menggunakan obat dianjurkan untuk beberapa kelainan lipoprotein utama. Terapi hiperlipidemia harus dihindarkan bagi wanita yang hamil dan menyusui. Anak-anak dengan dengan hiperkolesterolemia familial heterozigot dapat diobati dengan resin pengikat asam empedu, biasanya stelah usia 7 atau 8 tahun.

Obat penurun lipid dibagi terdiri atas: resin penukar ion, kelompok klofibrat, asam nikotinat, inhibitor HMG KoA Reduktase (statin), dan inhibitor pada absorpsi kolesterol usus. Obat-obat penurun lipid diindikasikan untuk pasien dengan penyakit jantung koroner atau dengan hiperlipidemia berat, yang tidak cukup terkendali dengan diet rendah lemak. Pengobatan juga harus mempertimbangkan berbagai faktor resiko (termasuk merokok, hipertensi, diabetes mellitus, dan riwayat keluarga penyakit jantung koroner prematur). Terapi dengan obat apa pun harus dikombinasi dengan diet yang ketat, menjaga bobot badan mendekati ideal, serta penurunan tekanan darah dan bila merokok dihentikan.

Statin merupakan obat pilihan untuk mengobati hiperkolesterolemia, fibrat untuk hipertrigliseridemia, serta dapat digunakan bersama untuk mengobati hiperlipidemia campuran.

8.3.2.1 Obat Pilihan

Hiperlipidemia berat tidak selalu dapat dikontrol dengan obat tunggal dan terapi kombinasi banyak digunakan untuk mencapai kadar lipid. Kombinasi harus mencakup obat-obat dengan mekanisme kerja yang berbeda.

GEMFIBROZIL

Gemfibrozil termasuk dalam obat golongan fibrat. Obat-obat yang tergolong kelompok ini dapat dianggap sebagai hipolipidemik berspektrum luas. Selain menurunkan kadar trigliserida Serum, kelompok fibrat juga cenderung menurunkan kadar kolesterol-LDL dan menaikkan kolesterol-HDL. Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor transisi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi proliferator, dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase.

Nama generik : Gemfibrozil

Nama dagang : Dubrozil (Dumex Alpharma Indonesia), Fenitor (Otto), Fibralip (Tunggal Idaman), Grospid (Gratia Husada), Hypofyl (Sanbe), Inobes (Prafa), Lanaterom (Pertiwi Agung), Lapibroz (Lapi), Lifibron (Metiska), Lipira (Combiphar), Lopid (Warner Lambert P.D. Indonesia), Nufalemzil (Nufarindo), Scantipid (Tempo), Zenibroz (Zenith).

Indikasi : hiperlipidemia tipe IIa, IIb, III, IV dan V, serta pencegahan penyakit jantung pada pria usia 40-55 tahun yang tidak merespon dengan cukup terhadap diet dan tindakan-tindakan lain yang sesuai. Dislipidemia yang berhubungan dengan diabetes mellitus (DM). Xanthoma yang berhubungan dengan dislipidemia.

Kontraindikasi : alkoholisme, kerusakan ginjal atau hati berat, penyakit saluran empedu (batu empedu), kehamilan (faktor resiko: C) dan menyusui.

Efek samping : gangguan saluran cerna, juga ruam kulit, dermatitis, pruritus, urtikaria, impotensi, sakit kepala, pusing, pandangan kebur, sakit kuning kolestatik, angiodema, edema larings, fibrilasi atrium, pankreatitis, miastenia, miophaty, rabdomiolisis, mialgia.

Dosis : 1200mg/hari dalam 2 dosis terbagi, rentang 900-1500 mg sehari. Diminum 30 menit sebelum makan pagi dan makan malam.

Bentuk sediaan : Kapsul 300 mg, Kaplet 600 mg, Tablet salut selaput 600 mg.

Peringatan : profil lipid, angka-angka darah, dan uji fungsi hati sebelum mengawali pengobatan jangka panjang, gangguan ginjal.

ATORVASTATIN

Atorvastatin termasuk dalam golongan statin. Obat ini bekerja denan cara menghambat secara kompetitif enzim HMG CoA reduktase, yakni enzim pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Obat golongan statin ini lebih efektif dibanding resin penukar anion dalam menurunkan kolesterol-LDL tetapi kurang efektif dibanding kelompok fibrat dalam menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kolesterol-HDL.

Statin telah terbukti dapat mengurangi kejadian jantung koroner, semua kejadian kardiovaskuler pada pasien dengan umur sampai dengan 70 tahun dengan penyakit jantung koroner (riwayat angina atau infark miokard akut) dan dengan kolesterol plasma 5,5 mmol/l atau lebih.

Nama generik : Atorvastatin

Nama dagang : Lipitor (Pfizer)

Indikasi : terapi pada dislipidemia atau pencegahan primer pada penyakit kardiovaskuler (aterosklerosis), yaitu:

· Pencegahan primer pada penyakit kardiovaskuler (high risk CVD): untuk mengurangi resiko MI atau stroke pada pasien tanpa penyakit hati yang mempunyai faktor resiko multipel atau diabetes tipe 2.

· Terapi pada dislipidemia: untuk mengurangi peningkatan kolesterol total, kolesterol-LDL, apoliporotein B, trigliserida, dan untuk meningkatkan kolesterol-HDL pada dislipidemia Frederickson tipe IIa, IIb, III, dan IV, serta pada hiperkolesterolemia turunan homozigot.

· Terapi pada hiperkolesterolemia turunan heterozigot pada pasien remaja (10-17 tahun) yang mempunyai kolesterol-LDL ≥ 190 mg/dl atau ≥ 160 mg/dl dengan riwayat keluarga positif beresiko CVD.

Kontraindikasi : hipersensitif terhadap atorvastatin atau komponen lain yang terdapat dalam formula. Penyakit hati aktif, atau kenaikan serum transaminase > 3x batas normal tertinggi. Pada kehamilan (faktor resiko: X) dan menyusui (atorvastatin diekskresi lewat air susu).

Efek samping : gangguan GI, sakit kepala, mialgia, astenia, isomnia, edema angionerutik, kram otot, miositis, miophati, ikterus kolestatik, neuropati perifer, pruritus.

รผ Hiperkolesterolemia primer dan hiperlipidemia campuran : 10 mg sekali sehari.

รผ Hiperkolesterolemia turunan : dosis awal 10 mg sehari, tingkatkan dengan interval 4 minggu sampai 40 mg sekali, bila perlu tingkatkan lebih lanjut sampai maksimal 80 mg sekali sehari.

Bentuk sediaan : Tablet salut selaput 10 mg dan 20 mg.

Peringatan : Statin harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit hati atau yang minum banyak alkohol (hindari penggunaan pada penyakit hati yang aktif). Fungsi hati harus diukur sebelum dan sesudah pengobatan. Obat harus dihentikan bila kadar transaminase serum meningkat hingga dan bertahan pada 3 kali batas atas nilai normalnya.

TINJAUAN KEPERAWATAN

  1. Pengkajian

· Alasan utama MRS

· Keluhan utama

1. Riwayat penyakit dahulu

2. Riwayat penyakit keluarga

3. Pola aktifitas sehari-hari

1) Pola sensori dan kognitif

Sensori: Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran baik dan

Kognitif: Proses berfikir, isi pikiran, daya ingat

2) Pola penanggulangan stress : Penyebab stress, mekanisme

terhadap stress, adaptasi terhadap stress, Pertahanan diri

sementara, pemecahan masalah

3) Pemeriksaan fisik

a. Status kesehatan umum :

Ex : Keadaan penyakit sedang, kesadaran kompos mentis, suara & bicara jelas, Jam 11.00; TD; 82/66 mmHg dan cenderung menurun, suhu tubuh 365◦C, pernapasan 24 X/menit, nadi; 98 X/mnt, ireguler, BB: 50 Kg, TB: 150 Cm

b. Sistem integumen :

Ex : Tampak pucat, akral teraba hangat dan perifer kaki/tangan teraba dingin, rambut tebal, tidak botak, kelainan tidak ada

c. Kepala :

Ex : Normo cephalic, simetris, nyeri kepala/pusing

d. Muka :

Ex : Simetris, odema, otot muka dan rahang kekuatan normal, muka tanpak pucat

e. Mata :

Ex : Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis, pupil isokor sclera tidak ikterus, reflek cahaya positif. Penglihatan dalam batas normal

f. Telinga :

Ex : Secret, serumen, benda asing tidak ada, membran timpani dalam batas normal. Pendengaran dalam batas normal

g. Hidung :

Ex : Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada

h. Mulut dan faring :

Ex : Bau mulut, post ekstraksi gigi. Kelainan lidah tidak ada. Suara dan bahasa jelas

i. Leher :

Ex : Simetris, kaku kuduk tidak adak, pembesaran vena jugularis 5 + 2

j. Thoraks :

Ex : Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal +/+, retraksi intercoste +/+, perkusi resonan, rhonchi +/+ pada daerah basal minimal, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simitris.

k. Jantung :

Ex : Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 axilla anterior kanan. perkusi dullness. Bj s1 & s2 tunggal, gallop tidak ada. Capillary refill 2 – 3 detik

l. Abdomen:

Ex : Bising usus +, tidak ada benjolan, nyeri tekan tidak ada, pembesaran hepar 2 jari lunak. Mengeluh sakit pada abdomen bagian kanan

m. Inguinal-Genitalia-Anus :

Ex : Mentruasi sudah tidak ada, terpasang poli cateter hari III (tampung)

n. Ekstrimitas :

Ex : Akral hangat, edema -/-, kekuatan 5/5, gerak tidak disadari -/-, nyeri daerah penusukan tindakan PTCA-stent tidak ada perdarahan, dorsalis pedis ki/ka teraba

o. Tulang belakang :

Ex : Bentuk dan gerakan dalam batas normal, mengeluh nyeri pada punggung

  1. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan Cardiac output b.d penurunan hipovolemi (preload)

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d iskemia miokard

Tidak ada komentar:

Posting Komentar