Rabu, 16 Februari 2011

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.

Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir

u Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan

u Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan

u Pastikan pencahayaan baik

u Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat

u Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

  1. kapas
  2. senter
  3. termometer
  4. stetoskop
  5. selimut bayi
  6. bengkok
  7. timbangan bayi
  8. pita ukur/metlin
  9. pengukur panjang badan

PROSEDUR

  1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
  2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
  3. Susunalat secara ergonomis
  4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bersih
  5. Memakai sarung tangan
  6. Letakkan bayi pada tempat yang rata

PENGUKURAN ANTHOPOMETRI

  1. Penimbangan berat badan

Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi

  1. Pengukuran panjang badan

Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.





  1. Ukur lingkar kepala

Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.




  1. Ukur lingkar dada

ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

PEMERIKSAAN FISIK

  1. Kepala

Ø Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21

Ø Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak

Ø Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya




  1. wajah

wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.



  1. Mata

Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.

Ø Periksa jumlah, posisi atau letak mata

Ø Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna

Ø Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea

Ø Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina

Ø Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

Ø Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan

Ø Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down

  1. Hidung

Ø Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.

Ø Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring

Ø Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital

Ø Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan




( Depkes Ri,2003 )

  1. Mulut

Ø Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia

Ø Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)

Ø Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak

Ø Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi

Ø Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)




Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)

  1. Telinga

Ø Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya

Ø Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang

Ø Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas

Ø Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)

Ø Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal

  1. Leher

Ø Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher

Ø Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis

Ø Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis

Ø Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.

  1. Klavikula

Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur

  1. Tangan

Ø Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua lengan ke bawah

Ø Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur

Ø Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili

Ø Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21

Ø Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

  1. Dada

Ø Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan

Ø Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris

Ø Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

  1. Abdomen

Ø Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan

Ø Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika

Ø Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya

Ø Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten




(Lodermik, Jensen 2005)

  1. Genetalia

Ø Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis

Ø Periksa adanya hipospadia dan epispadia

Ø Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua

Ø Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora

Ø Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

Ø Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)










(Lodermik, Jensen 2005) (Lodermik, Jensen 2005)

  1. Anus dan rectum

Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya

Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

  1. Tungkai

Ø Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan

Ø Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.

Ø Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

  1. Spinal

Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra




(Lodermik, Jensen 2005)

  1. Kulit

Perhatikan kondisi kuli bayi.

Ø Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir

Ø Periksa adanya pembekakan

Ø Perhatinan adanya vernik kaseosa

Ø Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan

27. jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan

28. Rapikan bayi

29. Bereskan alat

30. Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan

Daftar pustaka

1. Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 20€03. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2. CV Sagung seto. Jakarta

2. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta

3. Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan.fitramaya.Yogyakarta

4. Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku 1.Salemba medika.Jakarta

5. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta

6. Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone, Edinburgh

7. DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI

1) Mekanisme Persalinan (Cunningham, Mac Donald & Gant, 1995)

Mekanisme Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat persalinan.

Gerakan utama pada Mekanisme Persalinan :

1. Engagement

· Diameter biparietal melewati PAP

· Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan

· Multipara terjadi permulaan persalinan

· Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan.

2. Descent (Turunnya Kepala)

· Turunnya presentasi pada inlet

Disebabkan oleh 4 hal :

a. Tekanan cairan ketuban

b. Tekanan langsung oleh fundus uteri

c. Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)

d. Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.

· Synclitismus dan Asynclitismus

§ Synclitismus

q Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat antara symplusis dan promotorium.

q Os Parietal depan dan belakang sama tinggi.

§ Asynclitismus

Jika Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symplusis atau agak kebelakang mendekati promotorium.

q Asynclitismus Posterior

Sutura sagitalis mendekati simplusis, Os parietal belakang lebih rendah dari Os parietal depan.

q Asynclitismus Anterior

Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga Os parietal depan > Os parietal belakang.

3. Flexion

Majunya kepala ® mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggul ® Flexi (dagu lebih mendekati dada).

Keuntungan : Ukuran kepala yang melalui jalan lahir lebih kecil

(D. SOB = 9,5 cm) ® Outlet.

4. Internal Rotation

· Bagian terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis

· Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

(Bidang tengah dan PBP)

· Terjadinya bersama dengan majunya kepala

· Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar panggul.

5. Extension

· Defleksi kepala

· Karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas

· Dua kekuatan kepala

§


clip_image001Mendesak ke bawah

§ Tahanan dasar panggul menolak ke atas

· Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai Hypomoclion ® lahir lewat perinium = occiput, muka dagu.

6. External Rotation

· Setelah kepala lahir ® kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam

· Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.

7. Expulsi

· Bahu depan di bawah symphisis ® sebagai Hypomoklion ® lahir ® bahu belakang, bahu depan ® badan seluruhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar