Senin, 14 Desember 2009

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH


ASUHAN BAYI BARU LAHIR BERMASALAH

PRINSIP-PRINSIP ASUHAN BAYI BARU LAHIR


Ø Jika bayi dilahirkan oleh seorang ibu yang mengalami komplikasi dalam persalinan, penanganan bayi tersebut bergantung pada :

§ Apakah bayi mempunyai kondisi atau masalah yang perlu tindakan segera.

§ Apakah kondisi ibu memungkinkan merawat bayi secara penuh, sebagian atau tidak sama sekali.

BAYI BARU LAHIR DENGAN MASALAH

v Masalah/kondisi akut perlu tindakan segera dalam 1 jam kelahiran (oleh tenaga di kamar bersalin) :

§ Tidak bernafas,

§ Sesak nafas,

§ Sianosis sentral (kulit biru),

§ Bayi berat lahir rendah (BBLR) <2500>

§ Letargis,

§ Hipotermia/stress dingin (suhu aksila<36,5°>

§ Kejang.

v Kondisi perlu tindakan awal :

§ Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama).

§ Potensial sifilis (ibu dengan gejala atau serologis positif).

v Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh tenaga di kamar bersalin).

  • Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi.
  • Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai.

RUJUK BAYI

§ Jelaskan kondisi/masalah bayi kepada ibu.

§ Jaga bayi tetap hangat.Bungkus bayi dengan kain lunak dan kering,selimut dan pakai topi.

§ Rujuk dengan digendong petugas jika memungkinkan.

Gunakan inkubator jika perlu tindakan khusus, misalnya pemberian O²

§ Mulai menyusui dini.

§ Ajari memeras payudara dan ASI yang akan diberikan kepada bayi jika menyusui dini tidak dimungkinkan oleh kondisi ibu atau bayi.

§ Pastikan kamar bayi NICU (Neonatal Intensive Care Unit) atau tempat pelayanan yang dituju menerima formulir riwayat persalinan , kelahiran dan tindakan yang diberikan kepada bayi.

KONDISI ATAU MASALAH SEGERA SETELAH LAHIR MASALAH :

§ Bayi baru lahir dengan kondisi atau masalah :

- Tidak bernafas atau nafas megap-megap

- Sukar bernafas (hitung nafas dalam semenit <30>60, tarikan dinding dada ke dalam yang kuat atau suara merintih)

- Sianosis (biru)

- Prematur atau bayi baru lahir sangat rendah (BBLSR), (<32>

- Letargi

- Hipotermia

- Kejang.

§ Bayi dengan kondisi atau masalah yang perlu perhatian di kamar bersalin :

- Bayi berat lahir rendah (BBLR), (1500 – 2500 gr)

- Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama)

- Potensial sifilis (ibu dengan gejala atau serologis positif).

Periode neonatus merupakan periode kritis, dimana banyak permasalahan yang timbul.Kelainan – kelainan yang sering terjadi pada neonatus dapat dibagi atau digolongkan sebagai berikut :

A. KEGAWATAN

Asfiksia Neonatorum

Suatu keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir karena mengalami gangguan pertukaran gas.

Penyebab :

Pengembangan paru-paru neonatus terjadi pada menit – menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan pernafasan teratur.

Terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan gawat janin (asfiksia) :

1. Gangguan sirkulasi menuju janin :

a. Gangguan aliran pada tali pusat

b.Pengaruh obat

2. Faktor ibu :

Untuk menegakkan diagnosa gawat janin dapat ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan sbb :

1. Denyut jantung janin (Djj).

2. Mekoneum dalam air ketuban.

Menghadapi asfiksia neonatus diperlukan tindakan spesialistis untuk itu setiap BBL sebaiknya dilakukan penilaian dengan mempergunakan sistem nilai apgar score.

Tabel APGAR SCORE

Tanda

Score

0

1

2

1.Warna kulit

(Appearance)

2.Tekanan darah (Pols)

3.Reflek (Grimece)

4.Tonus Otot (Aktivity)

5.Usaha nafas (Respiratory)

Seluruh tubuh biru

Tidak ada

Tidak ada

Lumpuh

Tidak ada

Tubuh kemerahan dan ekstremitas biru

<100>

Gerakan sedikit

Ekstremitas sedikit fleksi

Lambat/menangis lemah

Keseluruhan tubuh kemerahan

>100 x/menit

Gerakan

kuat/melawan

Gerakan aktif

Menangis keras/kuat

B.TRAUMA JALAN LAHIR

Caput Succedaneum

Merupakan benjolan difus di kepala yang letak presentasi kepala saat bayi baru lahir.

Penyebab :

Kelainan yang timbul akibat tekanan yang keras sehingga terjadi pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe yang disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vaskuler.

Tanda dan gejala :

  • Benjolan kaput berisi serum dan sedikit darah
  • Pada perabaan teraba benjolan lunak
  • Berbatas jelas
  • Tidak bergerak tetapi bersifat edema tekan
  • Benjolan terletak di luar periosteum sehingga dapat disertai petekia dan echimosis.
  • Terlihat segera setelah bayi lahir dan akan hilang dalam waktu 2-3 hari.

Penatalaksanaan :

Umumnya tidak memerlukan tindakan khusus.

Chephal Haematoma

Terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melewati tulang kepala ke jaringan periosteum.

Penyebab :

Pada bayi yang divakum atau letak sungsang.

Tanda dan gejala :

  • Berbentuk benjolan difus.
  • Berbatas tegas tidak melewati sutura.
  • Pada perabaan teraba fluktuasi / pergerakan
  • Sifatnya perlahan – lahan
  • Benjolan baru tampak jelas setelah 6-8 jam dan dapat membesar pada hari 2-3
  • Umumnya mengalami penurunan setelah 2-8 minggu

Hemorraghi intracranial

Merupakan cedera lahir yang serius yang sepertinya sering terjadi pada bayi dengan kecendrungan perdarahan dan bayi yang lahir dengan penyulit.

Tanda dan gejala :

  • Terjadi peningkatan tekanan intrakranial saat lahir
  • Konvulsi
  • Muntah
  • Demam
  • Sianosis
  • Kesulitan menghisap dan bernafas
  • Bayi menangis dengan merintih

Penatalaksanaan :

Monitor tanda-tanda vital, status neurologis, membantu berbagai pengobatan medis dan operasi serta menaikkan kepala bayi 30 derajat

C. KELAINAN KONGENITAL

hidrochepalus

suatu penumpukan cairan serebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel otak.

Penyebab :

  • Kelainan kongenetal
  • Taruma dan pendarahan karna proses persalinan
  • Infeksi atau peradangan : meningitis, meningoencifalitis
  • Tumor otak

Tanda dan gejala :

  • Pembesaaran lingkar kepala yang cepat
  • Ubun - ubun menonjol dan tidak berdenyut
  • Pena – pena kulit kepala melebar
  • Mata berdeviasi kebawah
  • Gelisah dan cengeng
  • Suara tangisan merintih dan melengking
  • Sering muntah dan npsu makan menurun

Penatalaksanaan :

Ø Pemberian obat-obatan untuk mengurangi peroduksi liquosereprospinali seperti : diamox

Ø Operasi dengan pemasangan shunt seperti : lumbalteritoneal shunt

Ateresia ani

Keadan abdormal septum urorektal dimana bagian tersebut tidak memisah membentuk suatu saluran tersendiri yang disebut anus. Kelainan ini biasanya disertai dengan fiskula

Tanda dan gejala :

  • Tidak ada lubang anus
  • Tidak keluar mekonium
  • Perut kembung secara cepat
  • Muntah - muntah
  • Mekonium bercampur kencing

Penatalaksanaan :

Ø Colostomi

Ø Pembuatan anus

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELIEN HOSTNATAL

Fisiologi matarnal pada priode pascapartum

ü Priode pascapartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ – organ refroduksi kembali kedalam normal sebelum hamil.

ü Priode ini kadang – kadang disebut puerperinium atau trimister ke IV kehamilan

ü Untuk memberi perawatan yang menguntungkan ibu, bayi dan keluarganya

Priode postpartum, masa nipas atau puerperium adalah waktu setelah kelahiran sampai uterus dan organ-organ tubuh yang lain kembali keadaan seperti sebelum hamil, biasanya berlangsung sekitar 6 minggu atau 40 hari.

Postpartu dibagi 3 periode :

  1. Immidiate postpartum : 24 jam pertama setelah kelahiran
  2. Early post partum : 1 minggu pertama
  3. Late post partum : setelah 1 minggu pertama sampai selesai masa nifas

Tujuan pengawasan adaptasi fisiologis dan psikologis selama post partum a.l. :

  1. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
  2. Mencaegah komplikasi
  3. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan
  4. Memberi kesempatan pada kepada orang tua terutama ibu untuk merawat diri dan bayinya

Perubahan physiologis dan intervensi perawatan

1.Perubahan pada system reproduksi

Ø Invousi uteri

Uterus akan kembali pada ukuran dan keadaan seperti sebelum hamil. Prosesnya dimulai segera setelah pelepasan plasenta dengan adanya kontraksi uterus.

Involusi terjadi lebih karena berkurangnya ukuran sel miometrium, bukan karena berkurangnya umlah sel miometrium

Faktor – faktor yang dapat memperlambat involusi uteri meliputi :

§ Persalinan lama

§ Expulsi

§ Pemakaian anastesi

§ Previus labor

§ Distensi bladder

Faktor-faktor yang dapat mendukung mempercepat involusi uteri :

1. persalinan dan melahirkan tanpa komplikasi

2. menyusui

3. ambulansi dini

Uterus setelah persalinan harus berkontraksi untuk mencegah perdarahan.Kontraksi yang adekuat akan menyebabkan uterus teraba kenyal, padat dan tidak lembut atau boggy.Selain kekenyalan, dalam pengkajian harus dipantau tinggi, dan posisi fundus terhadap midline.

Ø After pain

Kontraksi uterus yang intermitten, menimbulkan sensasi kramp, terjadi selama 2-3 hari pertama post partum.Oksitosin dilepas dari posterior hipofise, menyebabkan kontraksi pada otot uterus sehingga pembuluh darah yang terbuka pada bekas implantasi plasenta akan terjepit.

Menyusui menyebabkan pelepasan oksitosin lebih banyak, sehingga saat menyusui after pain terasa lebih kuat.

Sensasi nyeri/kramp lebih terasa pada ibu multi para, hidramnion dan gamelia karena tonusitis dinding abdomen dan otot uterus lebih lemah sehingga otot harus berkontraksi lebih kuat untuk kembali pada keadaan sebelum hamil.

Ø Lochea

Lapisan superficial desidua akan nekrotis dan keluar selama involusi uteri.Pada 7-14 hari post partum, jaringan superficial desidua pada bekas implantasi plasenta mengalami infark.Selama waktu itu beberapa ibu dapat mengalami episode peningkatan perdarahan pervaginam tetapi ini biasanya dalam waktu singkat.Lochea merupakan pengeluaran dari uterus selama post partum.Walaupun pengeluarannya berbeda-beda dalam jumlah, total yang keluar biasanya tidak lebih dari 150-400 cc.

Ø Servix, vagina dan perinium

Servix dan segmen bawah uterus menjadi tipis dan flaccid selama immediate post partum.Pada beberapa persalinan terjadi laserasi pada servix.Persalinan presifitus dan prosedur operatif meningkatkan resiko laserasi servix.

Vagina dan prenium dapat mengalami robekan, edema dan memar pada prenium harus dikaji tipe dan jumlah pengeluaran luthea, penyembuhan luka, pembengkakan dan atau edema, varises, hemoroid dan kenyamanan.

Tindakan Keperawatan Untuk Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum antara lain :

Peri care, yaitu perawatan perineum dengan cara :

v Vulva hygiene

v Deduk berendam dalam laruran PK atau sitz bath

v Peri light (penyinaran prenium)

v Kompres hangat atau duduk berendam dalam air hangat

v Mobilisasi dini

v Menambah intake protein dan vitamin c

Karakteristik Lochea

  1. Rubra 1-3 hari post partum

Ø Bentuk darah bekuan

Ø Bau agak anyer

Ø Peningkatan bila meneteki atau bangun

  1. Serosa 4-9 hari post partum

Ø Warna merah muda-cokelat

Ø Bau agak anyer

Ø Jumlah mulai sedikit

C.Alba hari ke 10 post partum

Ø Warna kuning atau putih

2. Perubahan pada sistem musculoskeletal

Selama beberapa hari level hormune “relatin” menurun, dan ligament dan kartilago pelvis mulai kembali ke keadaan sebelum hamil.

Tonus otot rectus abdominis dan pubococcygel yang melemah.Kelemahan otot ini mempengaruhi control bowel dan (terutama) bladder.

Pada beberapa wanita, dinding perut menjadi lembut, lemah dan kendur otot abdomen, meliputi otot rectus abdominis, sering terpisah dan terjadi diastasis recti.

Ø Ekstremitas bawah

Statis vena, yang dapat terjadi selama hamil tua, berkontirbusi terhadap resiko terbentuknya bekuan darah (trombosis) pada esktremitas bawah.

3.Perubahan pada sistem urinaria

Uretra, bladder dan jaringan sekitar meatus urinarius dapat mengalami trauma mekanik akibat desakan oleh bagian yang berpresentasi selama persalinan kala II.Hal ini dapat menyebabkan kehilangan sensasi untuk BAK.

4.Perubahan pada sistem gastroentestinal

Ibu akan sering lapar dan haus setelah melahirkan, mungkin akibat kehabisan tenaga dan restriksi cairan selama persalinan.Intake zat gula setelah kelahiran, jika tidak ada kontra indikasi, dapat mengembalikan pemulihan tenaga.

5.Perubahan pada kardiovaskuler

Secara bertahap akan kembali normal seperti sebelum hamil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar