ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS
A. PENGERTIAN
Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.
(Brunner & Suddart, 2001. Keperawatan medical bedah 3. Jakarta : EGC)
B. JENIS FRAKTUR
Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.
Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang
Fraktur tertutup : fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
Fraktur terbuka : fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
Greenstick : fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.
Transversal : fraktur sepanjang garis tengah tulang
Kominutif : fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
Depresi : fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
Patologik : fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo pada daerah perlekatannnya.
C. ETIOLOGI
Trauma
Gerakan pintir mendadak
Kontraksi otot ekstem
Keadaan patologis : osteoporosis, neoplasma
D. PATHOFISIOLOGI
Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis
FRAKTUR
Diskontinuitas tulang, pergeseran fragmen tulang
Perubahan jaringan sekitar kerusakan fragmen tulang
Laserasi kulit: spasme otot tekanan Sumsum tulang lebih tinggi dr kapiler
putus vena/arteri,
peningkatan tekanan kapiler,
reaksi stres klien
Deformitas
perdarahan pelepasan histamin melepaskan katekolamin
gg. fungsi
protein plasma hilang memobilisasi asam lemak
kehilangan volume cairan
edema bergabung dg trombosit
emboli
penekanan pembuluh darah
menyumbat pembuluh darah penurunan perfusi jaringaN
E. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya samapi fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema
Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah
Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur
Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya
Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan foto radiologi dari fraktur : menentukan lokasi, luasnya
Pemeriksaan jumlah darah lengkap
Arteriografi : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
Kreatinin : trauma otot meningkatkanbeban kreatinin untuk klirens ginjal
G. PENATALAKSANAAN
Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.
Imobilisasi fraktur
Dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna
Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
Pemberian analgetik untuk mengerangi nyeri
Status neurovaskuler (misal: peredarandarah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau
Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalakan atrofi disuse dan meningkatkan peredaraN darah
H. KOMPLIKASI
Malunion : tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN FRAKTUR CRURIS
I. PENGKAJIAN DATA DASAR
Aktivitas/istirahat
kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
Keterbatasan mobilitas
Sirkulasi
Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
Tachikardi
Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
Cailary refil melambat
Pucat pada bagian yang terkena
Masa hematoma pada sisi cedera
Neurosensori
Kesemutan
Deformitas, krepitasi, pemendekan
kelemahan
kenyamanan
nyeri tiba-tiba saat cidera
spasme/ kram otot
keamanan
laserasi kulit
perdarahan
perubahan warna
pembengkakan local
II. PRIORITAS KEPERAWATAN
Mencegah cedera tulang/ jaringan lanjut
Menghilangkan nyeri
Mencegah komplikasi
Membeikan informasi ttg kondisi dan kebutuhan pengobatan
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka neuromuskuler
Nyeri b.d spasme Otot , pergeseran fragmen tulang
Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
IV. INTERVENSI
a. Kerusakan mobilitas fisik b.d cedera jarinagan sekitasr fraktur, kerusakan rangka
neuromuskuler
Tujuan
Kerusakan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan keperaawatan
Kriteria hasil:
Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
Mempertahankan posisi fungsinal
Meningkaatkan kekuatan /fungsi yang sakit
Menunjukkan tehnik mampu melakukan aktivitas
Intervensi:
Pertahankan tirah baring dalam posisi yang diprogramkan
Tinggikan ekstrimutas yang sakit
Instruksikan klien/bantu dalam latian rentanng gerak pada ekstrimitas yang sakit dan tak sakit
Beri penyangga pada ekstrimit yang sakit diatas dandibawah fraktur ketika bergerak
Jelaskan pandangan dan keterbatasan dalam aktivitas
Berikan dorongan ada pasien untuk melakukan AKS dalam lngkup keterbatasan dan beri bantuan sesuai kebutuhan’Awasi teanan daraaah, nadi dengan melakukan aktivitas
Ubah psisi secara periodik
Kolabirasi fisioterai/okuasi terapi
b. Nyeri b.d spasme Otot , pergeseran fragmen tulang
Tujuan
nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
Kriteria hasil:
Klien menyatakan nyeri berkurang
Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
Tekanan darah normal
Tidak ada peningkatan nadi dan RR
Intervensi:
Kaji ulang lokasi, intensitas dan tipe nyeri
Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk melakukan aktivitas hiburan
Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
Jelaskan prosedur sebelum memulai
Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif/aktif
Dorong menggunakan tehnik manajemen stress
Contoh : relaksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi : pemberian analgetik
c. Kerusakan integritas jaringan b.d fraktur terbuka , bedah perbaikan
Tujuan
kerusakan integritas jaringan dapat diatasi setelah tindakan perawatan
Kriteria hasil
Penyembuhan luka sesuai waktu
Tidak ada laserasi, integritas kulit baik
Intervensi
Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau drainae
Monitor suhu tubuh
Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang menonjol
Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran tubuh
Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
Kolaborasi emberian antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
A. Standar Perawatan Pasien Edisi V Vol 3. Jakarta: EGCDonges Marilynn, E.1993. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Smeltzer Suzanne, C.1997. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Vol 3. Jakarta: EGC
Price Sylvia, A.1994. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid 2 Edisi 4. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar