Jumat, 21 Mei 2010

kep. ANAK (Perikarditis)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Perikarditis adalah peradangan perikardium viseralis atau parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikardium baik bersifat transudat atau eksudat atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan 55% dari seluruh kasus. Perikarditis / septic (28%) disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Diplococcus pneumonie dan Streptococcus hemolyticus.

Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi, dan bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh timbunan cairan (disebut efusi perikardium), radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun di tubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik. Tetapi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.

1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep perikarditis.

1.2.2. Tujuan Khusus

1.2.2.1. Mahasiswa mampu mengkaji tanda-tanda dan gejala perikarditis.

1.2.2.2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnose keperawatan pada klien dengan perikarditis.

1.3. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan penjabaran masalah–masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang ada, baik di perpustakaan maupun di internet.

1.4. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

1.4.1. BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

1.4.2. BAB II : Tinjauan Teoritis, terdiri dari pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi/pathway, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik dan penatalaksanaan.

1.4.3. BAB III : Asuhan Keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

1.4.4. BAB IV : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian

Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-duanya (Arif Mansjoer, 2000).

Perikarditis adalah peradangan perikardium viseralis atau parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikardium baik bersifat transudat atau eksudat atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab (Ngatisyah, 2005).

2.2. Anatomi Fisiologi

2.2.1. Ukuran dan Bentuk

Jantung adalah organ berongga berbentuk kerucut tumpul yang memiliki empat ruang yang terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya (Ethel, 2003: 228).

2.2.2. Pelapis

2.2.2.1. Perikardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat pada diafragma, sternum dan pleura yang membungkus paru-paru. Di dalam perikardium terdapat dua lapisan yakni lapisan fibrosa luar dan lapisan serosa dalam.

2.2.2.2. Rongga perikardial adalah ruang potensial antara membran viseral dan parietal (Ethel, 2003: 228-229).


2.2.3. Dinding Jantung

Terdiri dari tiga lapisan :

2.2.3.1. Epikardium luar tersusun dari lapisan sel-sel mesotelial yang berada di atas jaringan ikat.

2.2.3.2. Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi utnuk memompa darah. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri besar.

2.2.3.3. Endokardium dalam tersusun dari lapisan endotellial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan meninggalkan jantung (Ethel, 2003).


2.2.4. Ruang Jantung

2.2.4.1. Ada empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum intratrial, ventrikel kanan dan kiri bawah dipisahkan oleh septum interventrikular.

2.2.4.2. Dinding atrium relatif tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa darah kembali ke jantung. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru-paru. Atrium kiri di di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru.

2.2.4.3. Ventrikel berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung menuju arteri yang membawa darah meninggalkan jantung. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonar dan mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru. Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru. Trabeculae carneae adalah hubungan otot bundar atau tidak teratur yang menonjol dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventrikuler (Ethel, 2003).


2.2.5. Katup Jantung

2.2.5.1. Katup Trikuspid yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.

2.2.5.2. Katup Bikuspid yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.

2.2.5.3. Katup Semilunar aorta dan pulmonari terletak di jalur keluar ventrikular jantung sampai ke aorta ke trunkus pulmonari.


2.3. Etiologi

Penyebab yang paling umum diketahui adalah :

2.3.1. Demam Rematik

2.3.2. Infeksi virus

2.3.3. Infeksi bakteri

2.3.4. Trauma

2.3.5. Sindrom pascainfark miokard

2.3.6. Sindrom pasca perikardiotomi

2.3.7. Neoplasma

2.3.8. Idiopatik

2.4. Patofisiologi

Sebenarnya beberapa peneliti percaya bahwa virus terutama menyebabkan kasus perikarditis “idiopatik” akut, walaupun tidak semua. Diantara kasus perikarditis virus yang dikenal yang disebabkan oleh virus Coxsackie B, influenza A, dan B, beberapa virus ekho dan epstein-barr (dalam hubungan dengan mononukleosis) amat penting. Patogenesis perikarditis virus tidak jelas. Sering terjadi infeksi akut saluran bagian pernafasan bagian atas, walaupun demikian tidak diketaui dengan jelas virus penyebab itu kemudian menyebar ke dalam perikardium. Terdapat beberapa penunjang pandangan itu, bahwa banyak virus tidak secara langsung menyerang jaringan perikardium,tetapi lebih utama dengan berbagai cara menggalakan hipersensitivitas yang kemudian melibatkan perikardium.

Bakteri dapat mencapai perikardium baik secara langsung dari struktur terkena seperti paru dan pleura, atau oleh karena penyebarn hematogen atau limfatik. Pada tahun-tahun terakhir ini, angka kejadian perkaditis bakteri telah nyata menurun. Meskipun penyebab stafilokokus dan tuberkulosis tetap penting. Terutama pada anak, perikarditis stafilokokus relatif sering dan hampir selalu diikuti entah dengan pneumoni atau osteomielitis. Nyatanya baik penyertaan perikarditis spesis yang menguasai gambaran klinik maupun hanya sebagian kecil gambaran klinik, memang bervariasi.

Diantara perikarditis metabolik, yang paling sering terjadi karena uremi, bentuk perikarditis metabolik yang jarang dengan etiologi tidak diketahui, disebut perikarditis kolesterol karena terdapat kristal kolesterol dalam cairan intraperikardium.

Perikarditis neoplasi, hampir selalu berasal dari tumor langsung atau metastase tumor yang terjadi di luar kantung perikardium. Paling sering penyebaran langsung dari limfoma mediastinumatau dari karsinoma bronkogenik atau esofagus. Meskipun metastasis kangker apa pun dalam tubuh dapat melibatkan perikardium, penyebaran semacam itu pada umumnya jarang.

Perikarditis traumatik relatif lebih sering disebabkan oleh karena dada tak tembus. Hal ini mencerminkan baik kontusi ringan permukaan perikardium jantung maupun adanya darah dalam kantung perikardium yang menyebabkan respon perbaikan, seperti dalam ruang pleura atau peritoneum. Jarang luka tembus dada menyebabkan penyebaran langsung kuman ke dalam ruang perikardium, yang menyebabkan perikarditis supuratif.
Perikardium seperti selaput serosa lain , sangat rentan pada status hipersensivitas.

2.5. Manifestasi Klinis

Gejala yang khas pada perikarditis adalah :

2.5.1. Nyeri hebat di dalam dada, yang kadang-kadang menjalar ke bahu.

2.5.2. Nafas yang cepat

2.5.3. Lesu dan lemas

2.5.4. Demam dan menggigil

2..5.5. Batuk

2.6. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah Efusi Perikardial.

2.7. Pemeriksaan Diagnostik

2.7.1. EKG ( Elektrokardiografi )

Kelainan yang ditemukan sesuai dengan keadaan pasien apakah dalam fase akut / telah lama.

2.7.2. Pemeriksaan Radiologi

Dilakukan dalam sikap berdiri atau duduk akan tampak perbesaran jantung yang berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada sikap tiduran. Kadang tampak pula bendungan vena. Jumlah cairan dan besar jantung yang sebenarnya dapat diduga dengan angiokardiogram atau ekokardiogram.

2.7.3. Pemeriksaan Laboratorium

Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut. Terdapat pula leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab. Cairan perikard yang ditemukan sesuai dengan penyebab terjadinya perikarditis. Cairan perikard harus dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap jenis sel yang ditemukan, pemeriksaan kimia terhadap komposisi protein yang ada dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan langsung, pembiakan kuman yang ditujukan pada pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman lainnya.

2.7.4. Foto Toraks

Dilakukan untuk mengetahui adanya cairan perikard.

2.8. Penatalaksanaan Medis

Pada perikarditis purulenta pengeluaran cairan diteruskan dengan drainase yang dilakukan di bagian bedah. Pada kasus yang sudah lama yang disertai penebalan perikard (pantser heart) atau prikarditis konstruktiva dengan perlekatan yang menimbulkan gangguan hemodinamik, harus dilakukan perikardiektomi.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian

3.1.1. Identitas klien

3.1.2. Riwayat Kesehatan

3.1.2.1. Riwayat kesehatan dahulu

3.1.2.2. Riwayat kesehatan sekarang

3.1.2.3. Riwayat kesehatan keluarga

3.1.3. Aktivitas / Istirahat

Kelelahan, kelemahan

3.1.4. Sirkulasi

Riwayat demam rematik, penyakit jantung kongenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan

3.1.5. Eliminasi

Riwayat penyakit ginjal / gagal ginjal, penurunan frekuensi / jumlah urine

3.1.6. Nyeri / Ketidaknyamanan

Nyeri pada anterior (sedang sampi berat / tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring; hilang dengan duduk, bersandar ke depan (perikarditis).

3.1.7. Pernapasan

Napas pendek

3.1.8. Keamanan

Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur, penurunan sistem imun, SLE, atau pennyakit kolagen lainnya.

3.2. Diagnosa Keperawatan

3.2.1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi perikardium.

3.2.2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan pembatasan pengisisan jantung / kontraksi ventrikel, penurunan curah jantung.

3.2.3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi cairan dalam kantung pericardia.

3.2.4. Kurang pengetahuan tentang kondisi / berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau komplikasi.


3.3. Intervensi Keperawatan

No.

Diagnosa

Tujuan /

Kriteria Hasil

Intervensi

Rasional

1.

Nyeri berhubungan dengan inflamasi perikardium.

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan klien akan :

a. Mengidentifikasi metode yang memberi penghilangan.

b. Melaporkan nyeri hilang / terkontrol.

c. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas pengalih sesuai dengan indikasi untuk situasi individual.

· Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya berbaring dengan diam / gelisah, tegangan otot, menangis.

· Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan, misalnya; perubahan posisi, gosokan punggung, penggunaan kompres panas / dingin, dukungan emosional.

· Berikan aktivitas hiburan yang tepat.

Kolaborasi

· Berikan obat-obat sesuai indikasi : agen nonsteroid, misalnya indometacin.

· Berikan antipiretik, misalnya asetaminofen.

· Berikan steroid.

· Berikan oksigen suplemen sesuai indikasi.

· Nyeri perikarditis secara khas terletak subternal dan menyebar ke leher, punggung. Pada nyeri ini menjadi memburuk pada inspirasi dalam, gerakan, atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak atau membungkuk.

· Tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.

· Mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.

· Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi.

· Untuk menurunkan demam dan meningkatan kenyamanan.

· Dapat di berikan untuk gejala yang lebih berat.

· Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung dan menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan iskemia.

2.

Intoleran aktivitas berhubungan dengan pembatasan pengisisan jantung / kontraksi ventrikel, penurunan curah jantung

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan klien akan :

a. Melaporkan / menunjukan peningkatan yang dapat diukur dalam toleransi aktivitas.

b. Mendemontrasikan penurunan tanda fisiologis intoleransi.

c. Mengungkap pemahaman tentang pembatasan terapeutik yang diperlukan.

· Kaji respon klien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dalam keluhan kelemahan dan keletihan berhubungan dengan aktivitas.

· Pertahankan tirah baring selama priode demam dan sesuai indikasi.

· Rencanakan perawatan dengan periode istirahat / tidur tanpa gangguan.

· Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.

Kolaborasi

· Berikan oksigen suplemen.

· Penurunan pengisian dan curah jantung dapat menyebabkan pengumpulan cairan dalam kantung pericardial bila terjadi perikarditis.

· Meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut dari perikarditis.

· Memberikan keseimbangan dalam kebutuhaan dimana aktivitas bertumpu pada jantung; meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional.

· Saat inflamasi / kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan.

· Peningkatan ketersediaan oksigen untuk mengimbangi peningkatan konsumsi oksigen yang terjadi dengan aktivitas.

3.

Penurunan curah jantung berhubungan dengan akumulasi cairan dalam kantung pericardia.

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan klien akan :

a. Melaporkan atau menunjukan penurunan episode dispnea, angina dan disritmia.

b. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.

· Pantau frekuensi / irama jantung.

· Auskultasi bunyi jantung.

· Dorong tirah baring dalam posisi semi fowler.

· Berikan tindakan kenyamanan, misalnya; gosokan punggung dan perubahan posisi, dan aktivitas hiburan dalam toleransi jantung.

· Dorong penggunaan teknik manajemen sterss, misalnya; bimbingan imajinasi, latihan pernapasan.

· Selidiki nadi cepat, hipotensi, penyempitan tekanan nadi, perubahan tonus jantung, penurunan tingkat kesadaran.

Kolaborasi

· Berikan obat-obatan sesuai indikasi, misalnya : antibiotic / antimikrobial intravena.

· Bantu dalam perikardionsentesis darurat.

· Siapkan pasien untuk pembedahan, bila di indikasikan.

· Takikardia dan disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk meningkatkan curah berespons pada demam, hipoksia, dan asidosi karena iskemia.

· Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi.

· Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung

· Meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kembali perhatian.

· Perilaku yang bermanfaat untuk mendorong ansietas, meningkatkan relaksasi, menurunkan beban kerja jantung.

· Manifestsi klinis dari tamponade jantung yang dapt terjadi pada perikarditis bila akumulasi cairan / eksudat dalam kantung perikardia membatsi pengisian dan curah jantung.

· Diberikan untuk mengatsi patogen yang teridentifikasi, yang mencegah keterlibatan / kerusakan jantung lebih lanjut.

· Prosedur dapt dilakukan di tempat tidur untuk menurunkan tekanan cairan di sekitar jantung, yang dapat dengan cepat memperbaiki curah jantung.

· Perikardektomi mungkin diperlukan karena akumulasi cairan perikardial berulang atau jaringan parut dan konstriksi fungsi jantung.

4.

Kurang pengetahuan tentang kondisi / berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit, cara untuk mencegah pengulangan atau komplikasi.

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan klien akan :

a. Menyatakan pemahaman tentang proses inflamasi, kebutuhan pengobatan dan kemungkinan komplikasi.

b. Mengidentifikasi / melakukan pola hidup yang perlu atau perubahan perilaku untuk mencegah terulangnya atau terjadinya komplikasi.

· Jelaskan efek inflamasi pada jantung. Ajarkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi / berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh : demam, peningkatan nyeri dada tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.

· Anjurkan pasien / orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan diet / pertimbangan khusus; aktivitas yang diizinkan / dibatasi.

· Tingkatkan praktik kesehatan seperti nutrisi yang baik, keseimbangan antara aktivits / istirahat, pantau status kesehatan sendiri dan meloporkan tanda infeksi.

· Tekankan pentingnya evaluasi perawatan medis teratur. Anjurkan pasien membuat perjanjian.

· Untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan, dan efek jangka panjang yang diharapakan dari kondisi inflamasi, sesuai dengan tanda / gejala yang menunjukkan kekambuhan atau komplikasi.

· Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi.

· Kekuatan sitem imun dan tahanan terhadap infeksi.

· Pemahaman alasan untuk pengawasan medis dan rencana untuk penerimaan tanggung jawab untuk evaluasi menurunkan resiko kambuh atau komplikasi.

3.4. Implementasi Keperawatan

Setelah rencana keperawatan selanjutnya dilaksanakan dalam tindakan nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan prioritas masalah yang dihadapi klien. Dalam melakukan Implementasi seorang perawat hendaknya bekerja sama dengan klien, keluarga, semua tim kesehatan lainnya karena dengan kerjasama yang baik dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan.

3.5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Perikarditis adalah peradangan perikardium parietal, perikardium viseral, atau kedua-duanya. Penyakit perikarditis tidak menular atau menjadi kanker, kecuali disebabkan penyebaran kanker di tempat lain. Adapun penyebab dari perikarditis belum diketahui secara pasti, akan tetapi secara umum yang menyebabkan perikarditis oleh banyak faktor baik bisa disebabkan oleh penyakit lain maupun infeksi dari virus. Pada tanda dan gejala, pasien lebih sering merasakan nyeri pada daerah dada karena terjadinya peradangan pada lapisan jantung yang paling luar.

4.2. Saran

Dalam kesimpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan saran – saran sebagai berikut :

4.2.1. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien Perikarditis perawat harus memahami konsep dasar asuhan keperawatan perikarditis sehingga asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan baik.

4.2.2. Dalam melakukan tindakan keperawatan harus melibatkan pasien dan keluarganya serta tim kesehatan lainnya. Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tindakan yang dilakukan.

4.2.3. Dalam melakukan tindakan keperawatan disarankan untuk mengevaluasi tindakan tersebut secara terus menerus.